Salamku,

Senin, 18 Juli 2011

CERDAS, where ARE we


Ngomong-ngomong soal kecerdasan, kita mungkin sudah tidak asing lagi mendengar kecerdasan Intelektual atau akademik, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan lainnya. Untuk keseimbangan, setidaknya ada 3 macam aspek kecerdasan yang harus diasah atau dikembangkan dalam setiap diri kita masing-masing, yaitu aspek kognitif (berhubungan dengan olah pikir), aspek psikomotorik (berhubungan dengan olah fisik), dan aspek afektif (berhubungan dengan olah rasa). Kegiatan belajar mengajar sehari-hari umumnya hanya mengembangkan aspek kognitif atau kecerdasan intelektual saja, sedangkan pengembangan aspek psikomotorik dan afektif porsinya sangat kurang. Pengembangan kedua aspek tersebut sangat tergantung pada kesadaran masing-masing individu untuk mengembangkannya melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Kalau digali lebih jauh lagi, ternyata dalam diri kita ini sesungguhnya tersimpan potensi kecerdasan-kecerdasan lainnya. Perlu dipahami oleh orang tua dan para pendidik bahwa setiap anak atau anak didik (siswa ataupun mahasiswa), sesungguhnya bersifat unik yaitu masing-masing individu mempunyai potensi kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga setiap anak pasti mempunyai keunggulan kecerdasan yang berbeda-beda pula. Hal ini dapat kita lihat dalam lingkungan keluarga kita masing-masing. Meskipun dibesarkan dalam lingkungan dan perlakuan yang sama, ternyata masing-masing anak atau anggota keluarga mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda pada kenyataannya.

Proses belajar mengajar di sekolah ataupun di kampus, umumnya hanya mengukur sebagian kecil kecerdasan saja, terutama kecerdasan akademik atau intelektual saja. Oleh karena itu jangan heran apabila sukses di bidang akademik saja (lulus dengan predikat Cum Laude atau IPK tinggi) tidak bakal menjamin sukses setelah terjun di masyarakat, sebab ada kecerdasan-kecerdasan lain yang perlu diasah untuk keseimbangan diri.

Apa sajakah potensi kecerdasan-kecerdasan lain dalam diri kita itu, silahkan simak uraian berikut (Topik yang sangat menarik perhatian saya ini saya sadur dari beberapa sumber. Saya yakin informasi ini juga sangat menarik perhatian para pembaca, sehingga saya merasa perlu untuk berbagai informasi melalui blog saya ini. Semoga bermanfaat).

Konsep Kecerdasan Ganda
Menurut Prof. Howard Gardner, seorang psikolog dan pakar ilmu saraf dari Universitas Harvard, Amerika Serikat sang penemu konsep teori kecerdasan ‘Multiple Intelligences’ atau Kecerdasan Majemuk atau Kecerdasan Ganda , manusia itu -siapa saja mereka (kecuali cacat atau punya kelainan otak)- sedikitnya memiliki 9 kecerdasan yang tersimpan dalam otak. Kecerdasan manusia, saat ini tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau menggunakan bahasa.

Ada banyak kecerdasan yang dapat diidentifikasi di dalam diri manusia. Konsep kecerdasan ganda ini bila dipahami dengan baik, akan membuat semua orangtua memandang potensi anak lebih positif. Para orangtua dan pendidikpun dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memberdayakan di rumah maupun di sekolah atau kampus.

Coba bagaimana menentukan siapa yang cerdas dalam pertanyaan berikut : “Siapa yang paling cerdas di lapangan sepakbola, apakah David Beckham atau Albert Einstein?” Juga, “Siapa yang cerdas di panggung musik, apakah Krisdayanti atau Susi Susanti?”. Mereka semua cerdas di bidangnya masing-masing. Kita tak bisa menggunakan satu parameter untuk membandingkan kecerdasan mereka.

Dunia dengan segala isinya ini merupakan ruang belajar untuk mengembangkan kecerdasan. Di sekolah, anak bisa diajak keluar kelas untuk mengamati setiap fenomena yang terjadi di dunia nyata. Sementara di rumah, anak bisa memanfaatkan benda-benda dan materi di sekitar rumah. Konsep Multiple Intelligences ini mengajarkan kepada anak bahwa mereka bisa belajar apapun yang ingin mereka ketahui. Apapun yang ingin diketahuinya itu dapat ditemui di dalam kehidupan nyata yang dapat mereka alami sendiri. Sementara, bagi orangtua maupun pendidik, yang dibutuhkan hanya kreatifitas dan kepekaan untuk mengasah kemampuan anak.

Para peneliti pendidikan seperti Vernon A. Magnesen tahun 1983 dan sekelompok peneliti seperti Bobbi DePorter; Mark Reardon, dan Sarah tahun 2000, menjelaskan bahwa kita sebenarnya mendapat pengetahuan dari apa yang kita baca (10%), dari apa yang kita dengar (20%), dari apa yang kita lihat (30%), dari apa yang kita lihat dan dengar (50%), dari apa yang kita katakan (70%) dan dari apa yang kita katakan dan lakukan (90%).

Nah dari situ terlihat bahwa dari aktivitas seperti apakah kita lebih banyak mendapatkan pengetahuan? Ya, dari yang kita lihat dan dengar serta dari paraktik yang kita lakukan. Belajar dengan menggunakan teori kecerdasan ganda bukan cuma menegaskan “How smart they are” tapi “How they are smart!” Bukan ‘seberapa pintar anak’ tapi ‘bagaimana mereka bisa menjadi pintar’.

Apa saja Sembilan jenis Kecerdasan itu ?

1.Kecerdasan Linguistik

Yaitu kecerdasan dalam mengolah kata-kata secara efektif baik bicara ataupun menulis (jurnalis, penyair, pengacara)
Ciri-ciri :
- Dapat berargumentasi, meyakinkan orang lain, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata
- Gemar membaca dan dapat mengartikan bahasa tulisan dengan jelas

2. Kecerdasan Matematis-Logis
Yaitu kecerdasan dalam hal angka dan logika (ilmuwan, akuntan, programmer)

Ciri-ciri
- Mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi
- Berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis
- Pandangan hidupnya bersifat rasional

3. Kecerdasan Visual-Spasial
Yaitu kecerdasan yang mencakup berpikir dalam gambar, serta mampu untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek visual (arsitek, fotografer, designer, pilot, insinyur)
Ciri-ciri :
- Kepekaan tajam untuk detail visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk dan ruang
- Mudah memperkirakan jarak dan ruang
- Membuat sketsa ide dengan jelas

4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Yaitu kecerdasan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresiakan gagasan dan perasaan (atlet, pengrajin, montir, menjahit, merakit model)

Ciri-ciri :
- Menikmati kegiatan fisik (olahraga)
- Cekatan dan tidak bisa tinggal diam
- Berminat dengan segala sesuatu

5. Kecerdasan Musikal
Yaitu kecerdasan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk musik dan suara (konduktor, pencipta lagu, penyanyi dsb)

Ciri-ciri :
- Peka nada dan menyanyi lagu dengan tepat
- Dapat mengikuti irama
- Mendengar music dengan tingkat ketajaman lebih

6. Kecerdasan Interpersonal
Yaitu kecerdasan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan temperamen orang lain (networker, negotiator, guru)
Ciri-ciri :
- Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, terbuka
- Menjalin kontak mata dengan baik
- Menunjukan empati pada orang lain
- Mendorong orang lain menyampaikan kisahnya

7. Kecerdasan Intrapersonal
Yaitu kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertidak secara adaptif berdasar pengenalan diri (konselor, teolog)
Ciri-ciri :
- Membedakan berbagai macam emosi
- Mudah mengakses perasaan sendiri
- Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan membimbing hidupnya
- Mawas diri dan suka meditasi
- Lebih suka kerja sendiri

8. Kecerdasan Naturalis
Yaitu kecerdasan memahami dan menikmati alam dan menggunakanya secara produktif dan mengembangkam pengetahuan akan alam (petani, nelayan, pendaki, pemburu)

Ciri-ciri :
- Mencintai lingkungan
- Mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang
- Senang kegiatan di luar (alam)

9. Kecerdasan Eksistensial
Yaitu kecerdasan untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia (filsuf, teolog,)

Ciri-ciri :
- Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
- Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar