Salamku,

Rabu, 13 Juli 2011

CAPAI KUALITAS DIRI DENGAN PUASA




‘‘Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa"(Al-Baqarah ayat 183)
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS. Al-A`raf : 96)
Salah satu upaya mencapai kualitas kepribadian seorang hamba, adalah dengan sering melakukan ibadah puasa, jika ibadah puasa itu betul-betul diamalkan hanya untuk memperoleh ridho Allah swt, dan dilaksanakan sesuai tuntunan sunnah Nabi,dan banyak melakukan amal ibadah lainnya, Allah swt menjamin seorang hamba itu akan mendapat derajat taqwa. Bukankah esensi pelaksanaan ibadah puasa itu menciptakan insan taqwa, membentuk pribadi yang jujur, ingat selalu kepada Allah swt, menghilangkan noda dosa dan dapat mengantisipasi untuk tidak berbuat dosa lagi.
Bulan Ramadhan yang sesaat lagi akan kita jelang perlu menjadi momen di mana segenap elemen bangsa memfokuskan perhatiannya pada pembinaan masyarakat (tarbiyatul ummah) di bulan ini. Puasa dengan segala kesibukan aktivitas ritualnya diharapkan dapat mendidik masyarakat mengendalikan gejolak nafsunya, baik nafsu amarah, nafsu birahi dan nafsu untuk memanipulasi serta memakan makanan haram. Pelajaran menahan diri ini merupakan esensi yang sangat penting bagi pembinaan kesalehan sosial. Tidak heran fakta menunjukkan dengan hadirnya bulan Ramadhan tingkat kriminalitas dapat ditekan.
Agar efektif, seluruh elemen harus kompak memanfaatkan momen ini. Beberapa di antara pihak-pihak yang strategis dalam pembinaan masyarakat ini adalah institusi pendidikan dengan program-programnya yang disesuaikan dengan bulan Ramadhan, tokoh-tokoh masyarakat dengan keteladanannya, tokoh-tokoh agama dengan ilmu keagamaannya, serta pemerintah dengan kebijakannya. Kebijakan menutup tempat-tempat maksiat selama bulan Ramadhan merupakan i’tikad baik untuk membantu memperlancar penempaan kesalehan sosial di bulan Ramadhan.
Peran strategis lainnya yang perlu diperhatikan adalah peran masjid. Masjid dalam sejarahnya memiliki peran sebagai pusat aktivitas pambinaan umat. Masjid bukan sekadar tempat melakukan aktivitas ritual semata. Masjid adalah pusat peradaban. Masjid merupakan madrasah tempat pembinaan ilmu-ilmu keagamaan.
Kembali kepada inti tulisan ini, Ibadah puasa diwajibkan atas orang-orang yang beriman agar menjadi orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa akan diberi keberkahan oleh Allah swt dalam segala hal nikmat yang dilimpahkan-Nya,baik nikmat rezeki, nikmat berkeluarga, anak-anaknya patuh dan taat, isterinya setia, nikmat ketenangan jiwa, tidak resah dan gelisah, dan nikmat-nikmat lainnya dan mendapatkan keberkahannya. Jika suatu penduduk suatu negeri bertaqwa, bencana akan menjauh,terhindar dari musibah dan marabahaya. Keberkahan bukan seperti benda atau barang yang bernilai seperti berlian atau emas, tetapi keberkahaan hanya bisa dirasakan dalam jiwa dan hati orang-orang beriman. Misalnya, dalam perkara rezeki seperti harta yang kita terima atau uang, makanan, walaupun ia sedikit tetapi cukup, mengenyangkan dan menyehatkan anggota badan.
Berkah dalam hidup, yang paling penting sehat rohani dan jasmani,kehidupan kita akan menjadi aman bahagia, hati senang, jiwa tenteram dan segala urusan kehidupan dapat dikendalikan dengan mudah dan senang, sekalipun dari segi kebendaan duniawi tidaklah mewah. Semoga kita senantiasa hati-hati, Tetap ingat Allah SWT, dimana saja anda berada, dalam situasi dan kondisi bagaimanapun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar