Salamku,

Minggu, 11 April 2010

Hutan "anak cucu"


Hutan Kita Masa Depan Mereka
Eksplorasi terhadap Hutan yang dimiliki negeri ini ternyata melampaui batas. Bagaimana tidak? Dengan skala pelumatan hutan 300 kali lapangan sepak bola setiap jamnya, tentu ini menjadi indikasi yang kurang baik bagi Indonesia. Memprihatinkan memang, tapi inilah kondisi yang harus dilihat dan dirasakan bersama.
Maraknya ilegal loging dan kurangnya pengawasan pemerintah, semakin memperburuk kondisi hutan di Indonesia. Kerusakan hutan di Indonesia 76-80 persennya karena perambahan hutan. Ini megindikasikan bahwa pemerintah Indonesai sebagai penanggung jawab utama atas kelestarian hutannya kurang berhasil dalam menjalankan tugasnya. Melihat kenyataan ini tentunya harus ada upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi ini. Apalagi melihat bahwa isu pemanasan global kini kian senter menggema. Upaya perbaikan ini tak harus menjadi beban pemerintah semata. Namun peran serta semua pihak akan sangat membantu keberhasilan upaya ini. Untuk masyarakat pada umumnya, kesadaran untuk tidak menebang pohon sembarangan saja, sudah cukup untuk menjadi titik awal penyuksesan perbaikan hutan kita. Kesadaran ini jangan pernah diharapkan muncul dalam diri cukong-cukong dan orang-orang yang mencari keuntungan sesaat dari ilegal logging yang mereka buat. Di sinilah peran pemerintah sangat berpengaruh.
Pengawasan jual-beli dan pengiriman kayu kita harus benar-benar diperketat.
Selain itu penegakan hukum yang baik sangatlah diperlukan. Kalau perlu
pelanggar yang berkenaan dengan perusakan lingkungan harusnya dihukum
seberat-beratnya. Tentunya jika pemerintah mau serius menangani masalah ini.
Hutan kita masa depan anak cucu kita Melihat urgensi keberadaan hutan, tentu kita tak akan membiarkan hutan yang dimiliki rusak. Baru-baru ini saja bencana benjir terjadi di mana-mana. Di Kalimantan, sungai Musi meluap dan membanjiri daratan di sekitarnya. Baru-baru ini, tanah longsor melanda daerah Padang. Ini sudah menjadi
pertanda bahwa keberadaan hutan menentukan sekali kondisi di sekitarnya. Akan
lebih banyak lagi ancaman-ancaman terhadap manusia karena rusaknya hutan. Belum
lagi bila menerawang ke masa yang akan datang. Melihat pengrusakan hutan di
Indonesia saat ini begitu besar maka dapat diprediksikan beberapa puluh tahun
lagi Indonesia akan mengalami kekeringan hebat. Dan parahnya lagi, Indonesia
akan menyusul sebagian besar negara-negara Afrika yang saat ini diliputi gurun
pasir. Menurut para arkeolog, sebelumnya Afrika adalah daratan yang diselimuti
hutan dengan berbagai varietas flora dan fauna. Kurang lebih kondisi Afrika
saat itu mirip Indonesia saat ini. Dengan mengaca dari sejarah ini, seharusnya bangsa ini sadar. Bahwa bangsa ini tak dapat hidup dengan mengesampingkan alam. Waktu akan terus berjalan seiring dengan semakin menuanya Indonesia. Generasi yang tua akan digantikan generasi yang lebih muda. Siklus ini akan terus berjalan sampai nanti dunia ini hancur. Keberadaan generasi sekarang hanya sekedar mengisi ruang-ruang kosong dalam sejarah umat manusia. Generasi ini tak lantas menjadi berhak atas apa yang ada, apa yang ada sekarang adalah titipan generasi setelah dan generasi sesudahnya lagi. Cerita satu generasi dalam ruang-ruang kosong sejarah itu tak ada artinya jika tidak ada satu hal yang memang pantas untuk diingat oleh generasi-generasi mendatang. Jika karena tak memiliki arti saja, generasi mendatang tak patut untuk mengingat. Bagaimana jika generasi sekarang menyerahkan apa yang dititipkan
oleh generasi mendatang dalam kondisi yang menyedihkan. Tentu, generasi
sekarang ini sama sekali tak patut untuk diingat, atau bahkan generasi yang
akan datang berhak menghapus generasi tua ini dari memori sejarah dalam diri mereka.
Hutan, tambang, lautan, dan kekayaan alam yang ada bukanlah hak bangsa Indonesia saat ini. Tetapi titipan yang harus dijaga dan dilestarikan dengan baik. Akan lebih baik jika dalam menjaga dan melestarikan, generasi saat ini mengadakan pengembangan-pengembangan dalam rangka menjaga kuantitas dan kualitas alamnya. Save our nature, their nature.

Kenali lingkungan !


Siswa Perlu Kenali Lingkungan sejak Dini
Pengenalan terhadap lingkungan perlu disampaikan kepada para siswa sejak dini. Sebab, hal itu akan bisa menumbuhkan kesadaran anak akan arti penting lingkungan.
Para siswa perlu diajak ke luar ruangan untuk menanam tumbuhan. Kegiatan tersebut, selain untuk sarana belajar, juga untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya menanam pohon. Hal itu berkaitan dengan program “Trees 4 Trees” yang berkaitan dengan kepedulian terhadap dampak penebangan pohon yang sebagian besar dilakukan oleh perusahaan furniture.

Banjir misalnya, bencana ini menjadi bahan perbincangan orang-orang di musim hujan saat ini. Khususnya Indonesia, beberapa wilayahnya terendam banjir. Untuk membantu korban banjir. Saat ini yang sangat dibutuhkan adalah bantuan logistik dan bantuan obat-obatan serta fasilitas pendidikan untuk para anak-anak sekolah. Banjir menyebabkan banyak rumah terendam banjir, rumah roboh, sawah terendam dan penduduk mengungsi.

Selain banjir, dampak dari penebangan pohon adalah tanah longsor. Dilihat secara geografis, Pulau Jawa, bahkan Indonesia secara keseluruhan, ternyata 60% rawan terhadap tanah longsor. Beberapa ciri lahan yang rawan longsor, antara lain: Daerah pegunungan yang tersusun atas batuan lapuk yang lebih dari 5 tahun, sehingga tertutup oleh tanah subur yang gembur mencapai 2 meter. Daerah yang tertutup batuan lapuk di atasnya merupakan daerah yang rentan longsor, seperti daerah yang berada di lapisan miring serta memiliki bebatuan retakan yang menutupinya. Contoh daerah yang rawan longsor adalah Pegunungan Lawu, Sindoro, Seribu, Karangbolong, Gunung Muria, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, dll. Kerentanan tersebut akan terus bertambah jika lokasinya juga rawan gempa bumi.

So, We should save our world for the future by preserve the environment.

Sabtu, 10 April 2010

DENDA TILANG BERSEPEDA MOTOR


Denda tilang untuk pesepeda motor cukup menakutkan.

Jika Anda tak menyalakan lampu utama di siang hari, denda Rp 100 ribu menunggu.

Berikut sejumlah sanksi pelanggaran lalu lintas terkait pengendara sepeda motor berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan seperti dilansir Traffic Management Centre Polda Metro Jaya:

- Pengendara sepeda motor tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari denda maksimal Rp 100 ribu Pasal 293 ayat (2) jo Pasal 107 ayat (2).


- Pengendara sepeda motor tidak mengenakan Helm Standard Nasional Indonesia denda maksimal Rp 250 ribu Pasal 291 ayat (1) Jo Pasal 106 ayat (8).


- Pengendara sepeda motor membiarkan penumpangnya tidak menggunakan Helm denda maksimal Rp 250 ribu Pasal 291 ayat (2) Jo Pasal 106 ayat (8).


- Pengendara sepeda motor mengangkut penumpang lebih dari satu orang tanpa kereta samping denda maksimal Rp 250 ribu Pasal 292 Jo Pasal 106 ayat (9)


- Pengendara sepeda motor tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, meliputi kaca, spion, klakson, lampu Utama, lampu rem, lampu penunjuk jalan, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban denda maksimal Rp 250 ribu Pasal 285 ayat (1) jo Pasal 106 ayat (3), dan Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3).


Berdasarkan Pasal 267 ayat (3) dan ayat (4) UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan terhadap pelanggar yang tidak hadir di sidang pengadilan, maka denda yang dititipkan ke bank adalah sebesar jumlah denda maksimal untuk setiap pelanggaran.

HARI JADI UNTUK PROMOSI

Dua peringatan besar hari jadi Jepara dan hari Kartini menjadi momentum yang sangat strategis dalam mempromosikan pariwisata di Kabupaten Jepara. Berbagai rangkaian kegiatan yang direncanakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara bersama masyaarkat, diharapkan bisa mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Hal ini disampaikan Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo, MM dalam dialog interaktif Bupati Menyapa, Rabu (7/4) pagi di Radio Kartini Jepara.
Dalam dialog yang dipandu Kabag Humas Setda Jepara Ds. Hadi Priyanto MM, Bupati Jepara bupati didampingi Kabid Pengembangan dan Pengelolaan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara Drs. Zamroni Lestiaza M.Si.
Zamroni mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan Pemerintah bersama masyarakat Jepara pada khususnya, bisa dijadikan sebagai promosi wisata dan budaya, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. “Dua momentum HUT Jepara dan Kartini, baik kegiatan yang sifatnya rutin, seperti kirab dan buka luwur bisa dijadikan sebagai promosi budaya dan sejarah masyarakat Jepara” ungkapnya.
Beberapa kegiatan maraton yang bakal disajikan Pemkab Jepara dimulai tanggal 8 hingga 11 April 200. Hari pertama, diadakan musik Koes Plus di pelataran Shoping Center Jepara (SCJ). Pada tanggal 9 April akan ditampilkan pertunjukan orkes dangdut. Sedangkan bertepatan dengan Hari Jadi tanggal 10 April ditampilkan pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Joko Edan dan Norhana. Tanggal 11 juga ada festival musik, oleh Komunitas Mahasiswa Jepara di Semarang (KMJS) di pantai Kartini Jepara. Tanggal 19 April diadakan lomba kuliner pantura di Telaga Sejuta Akar Bondo.
“Selain memberikan hiburan kepada masyarakat secara luas, harapannya momentum HUT Jadi Jepara bisa lebih dikenal oleh seluruh masyarakat di luar Jepara,” ungkapnya
Dalam peringatan hari kartini 21 April, juga diadakan berbagai kegiatan seperti seminar Kartini Menangis, lomba menyanyi yang memperebutkan piala bergilir bupati, lomba pasutri antarorganisasi wanita, anjangsana ke panti sosial, pelayanan KB, hingga ziarah ke makam RA. Kartini.
Sementara itu, dari data yang ada, tiap tahun kunjungan wistawan di Kabupaten Jepara mengalami peningkatan. Jika tahun 2007 hanya 800 ribu pengunjung, tahun 2008 meningkat signifikan menjadi 1 juta pengunjung. Tahun 2009 naik lagi menjadi 1.035.000 ribu pengunjung. Kunjungan terbesar yaitu wisata sejarah Makam Sultan Hadlirin dan Ratu Kalinyamat yang berada di Mantingan.
Bupati Hendro Martojo berharap, peringatan Hari Jadi Jepara dan RA. Kartini dipelihara sebaik-baiknya oleh masyarakat. Tidak hanya mengingat tanggal 10 dan 21 April saja, akan tetapi momentum ini dijadikan untuk berpartisipasi meningkatkan kinerja, semangat, dan aktifitas dalam mengembangkan Jepara. “Jepara akan menjadi maju, karena olah pikir seluruh masyarakat” ungkap bupati.
Hari jadi hanya bisa bermakna lebih, jika diisi warga dengan aktifitas-aktifitas yang dapat menguntungkan mereka sendiri dan warga masyarakat. Misalnya meningkatakan kebersihan di lingkungan masing-masing.(Firin)

''HARI JADI JEPARA''


Hari jadi Jepara telah ditetapkan tanggal 10 April 1549 berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II Jepara Nomor 9 Tahun 1988, tentang Penetapan Hari Jadi Jepara. Adapun penetapan Peraturan Daerah ini mengacu pada tokoh putri Retno Kencono yang dinobatkan selaku penguasa Jepara dengan nama NIMAS RATU KALINYAMAT. Secara singkat tokoh wanita sejarah legendaris ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Setelah tewasnya Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Prawoto dari Demak, disusul Pangeran Hadirin dari Jepara dan Pangeran Aryo Penangsang dari Jipan Panolan.
Setelah berakhirnya kemelut ini tampillah Ratu Kalinyamat penguasa di Jepara dan Pangeran Hadiwijaya di Pajang pada tahun 1549. Adapun identitas kedua tokoh ini yaitu Ratu Kalinyamat adalah putri kandung dari Sultan Trenggono sedangkan Pangeran Hadiwijaya adalah putra menantu Sultan Trenggono pula.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.

Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai RAINHA DE JEPARA SENORA DE RICA, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.

Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hampir 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.

Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai QUILIMO.

Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.

Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang di sebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala TRUS KARYA TATANING BUMI atau terus bekerja keras membangun daerah.