Pengalaman merupakan guru terindah dalam kehidupan. Semua punya nilai pelajaran untuk diaplikasikan. Harapan, kita tetap dapati kemudahan dan kebaikan. Amin.
Salamku,
Selasa, 06 September 2011
SYI'IR YANG MENGGUGAH
Adapun syair dari Gus Dur yang menurut saya mendamaikan hati kita adalah sebagai berikut :
Ngawiti Ingsun Nglaras Siiran
Kelawan Muji Maring Pangeran
Kang Paring Rahmat Lan Kenikmatan
Rina Weningine Tanpa Pitungan X 2
Duh Bolo Kanca Priya Wanito
Ojo Mung Ngaji Syareat Bloko
Gur Pinter Ndongeng Nulis Lan Maca
Tembe Mburine Bakal Sangsara X 2
Akeh Kang Apal Quran Haditse
Seneng Ngafirke Marang Liyane
Kafire Dhewe Dak Digatekke
Yen Isih Kotor Ati Akale X 2
Gampang Kabujuk Nafsu Angkoro
Ing Pepaese Gebyare Donya
Iri Lan Meri Sugihe Tangga
Mula Atine Peteng Lan Nista X 2
Ayo Sedulur Jo Nglaleake
Wajibe Ngaji Sak Pranatane
Nggo Ngandelake Iman Taukhide
Baguse Sangu Mulya Matine X 2
Kang Aran Soleh Bagus Atine
Kerono Mapan Sari Ngilmune
Laku Torekot Lan Makrifate
Ugo Khakekot Manjing Rasane X 2
Alqur An Qodim Wahyu Minulyo
Tanpa Tinulis Iso Diwaca
Iku Wejangan Guru Waskito
Den Tancepake Ing Njero Dada X 2
Kumantil Ati …….. Lan Pikiran
Mrasuk Ing Badan Kabeh Jerohan
Mukjizat Rasul Dadi Pedoman
Minangka Dalan Manjinge Iman X 2
Kalawan Allah Kang Maha Suci
Kudu Rangkulan Rina Lan Wengi
Ditirakati Diriyadohi
Zikir Lan Suluk Jo Nganti Lali X 2
Uripe Ayem Rumangso Aman
Dununge Rasa Tanda Yen Iman
Sabar Narima Najan Pas-Pasan
Kaneb Tinakdir Saking Pengeran X 2
Kalawan Tangga Dulur Lan Kanca
Kang Padha Rukun Aja Daksiya
Iku Sunnahe Rosul Kang Mulya
Nabi Muhammad Panutan Kita X 2
Ayo Nglakoni Sekabehane
Allah Kang Bakal Ngangkat Drajate
Senajan Asor Tata Dohire
Ananging Mulya Maqom Drajate X 2
Lamun Palastra Ing Pungkasane
Ora Kesasar Roh Lan Sukmane
Den Ghadang Allah Suwargo Manggone
Utuh Mayite Uga Ulese X 2
Mudah mudahan Syair ini bermanfaat bagi kita semua (sOf)
RATU KALINYAMAT JEPARA
RATU KALINYAMAT : RATU JEPARA YANG PATUT DITELADANI
Abstract
Ratu Kalinyamat or Queen of Jepara was women Indonesian figure who had important role in politic and economic activities in Nusantara in the 16th century. She had original name was Retno Kencono. She was daughter of Sultan Trenggana, king of Demak Kingdom who ruled in the medium of 16th century. In 1544 Sultan Trenggana sent Ratu Kalinyamat to asked support from King Banten for territorial expansion of Demak Kingdom in East Java. Ratu Kalinyamat ruled in Jepara since 1549, changed her husband, Pangeran Hadiri, as king of Jepara. In 1551 she sent military expedition to helped King of Johor attacked Portugis in Malaka. In 1574 she sent military expedition again to drived away Portugis in Malaka fort helped King of Aceh. As long as ruled in Jepara she developed Jepara as international harbor successfully. She also pioneered carving as the specific art of Jepara, after that it’s become important economic activity in Jepara. Ratu Kalinyamat died in 1579.
I. PENGANTAR
Ratu Kalinyamat adalah seorang tokoh wanita yang sangat terkenal. Dia tidak hanya berparas cantik, tetapi juga berkepribadian "gagah berani" seperti yang dilukiskan sumber Portugis sebagai De Kranige Dame yang seorang wanita yang pemberani. Kebesaran Ratu Kalinyamat pernah dilukiskan oleh penulis Portugis Diego de Couto, sebagai Rainha de Japara, senhora paderosa e rica yang berarti Ratu Jepara, seorang wanita kaya dan sangat berkuasa. Di samping itu, selama 30 tahun kekuasaannya ia telah berhasil membawa Jepara ke puncak kejayaannya (Diego de Couto, 1778-1788).
Ratu Kalinyamat adalah tokoh wanita Indonesia yang penting peranannya pada abad ke-16. Peranannya mulai menonjol ketika terjadi perebutan tahta dalam keluarga Kesultanan Demak. Ia menjadi tokoh sentral yang menentukan dalam pengambilan keputusan. Di samping memiliki karakter yang kuat untuk memegang kepemimpinan, ia memang menduduki posisi strategis selaku putri Sultan Trenggana, Raja Demak ke tiga. Sultan Trenggana adalah putra Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak.
Selama 30 tahun berkuasa, Ratu Kalinyamat telah berhasil membawa Jepara kepada puncak kejayaannya. Dengan armada lautnya yang sangat tangguh, Ratu Kalinyamat pernah dua sampai tiga kali menyerang Portugis di Malaka. Walaupun telah melakukan taktik pengepungan selama tiga bulan terhadap Portugis, ternyata ekspedisi tersebut mengalami kegagalan, dan pada akhirnya kembali ke Jawa. Seorang pemimpin ekspedisi militer Ratu Kalinyamat ke Malaka tersebut adalah Kyai Demang Laksamana (sumber Portugis menyebut dengan nama Quilidamao).
Uraian singkat di bawah ini akan menjelaskan tentang :
1.Siapakah tokoh Ratu Kalinyamat?
2.Bagaimana riwayat hidup Ratu Kalinyamat?
3.Bagaimana peranan Ratu Kalinyamat dalam sejarah Indonesia sehingga ia dipandang sebagai tokoh yang besar jasanya bagi bangsa Indonesia?
B. SIAPA TOKOH RATU KALINYAMAT?
Sejak terjadinya perebutan tahta di Demak, nama Ratu Kalinyamat muncul dalam panggung sejarah Indonesia, khususnya sejarah Jawa. Dalam sejarah dinasti Demak, tokoh Ratu Kalinyamat mempunyai nama yang begitu menonjol ketika kerajaan itu mengalami kemerosotan akibat konflik perebutan tahta. Popularitasnya jauh lebih menonjol dibanding dengan Pangeran Hadiri, bahkan Sultan Prawata, raja Demak ke empat.
Ratu Kalinyamat adalah putri Pangeran Trenggana dan cucu Raden Patah, sultan Demak yang pertama.Ratu Kalinyamat mempunyai nama asli Retna Kencana yang kemudian dikenal sebagai Ratu Kalinyamat. Retna Kencana kemudian tampil sebagai tokoh sentral dalam penyelesaian konflik di lingkungan keluarga Kesultanan Demak. Setelah kematian Arya Penangsang, Retna Kencana dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Ratu Kalinyamat. Penobatan ini ditandai dengan sengkalan tahun (candra sengkala) Trus Karya Tataning Bumi yang diperhitungkan sama dengan 10 April 1549. Selama masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara semakin pesat perkembangannya. Menurut sumber Portugis yang ditulis Meilink-Roelofsz menyebutkan bahwa Jepara menjadi kota pelabuhan terbesar di pantai utara Jawa dan memiliki armada laut yang besar dan kuat pada abad ke-16.
Adanya gelar ratu menunjukkan bahwa di lingkungan istana kedudukannya cukup tinggi dan menentukan. Lazimnya gelar itu hanya dipakai oleh orang-orang tertentu, misalnya seorang raja wanita, permaisuri, atau puteri sulung raja. Babad Demak Jilid 2 menempatkan Ratu Kalinyamat sebagai puteri sulung Sultan Trenggana. Kalau ini benar, berarti gelar ratu sudah sepantasnya melekat padanya. Sebagai puteri sulung raja, ia disebut Ratu Pembayun. Pernyataan ini memiliki kesesuaian dengan sumber Portugis. Seorang musafir Portugis yang bernama Fernao Mendez Pinto (1510-1583) menerangkan, ketika ia datang di Banten pada tahun 1544, datang lah utusan Raja Demak, seorang wanita bangsawan tinggi bernama Nyai Pombaya. Besar kemungkinan yang dimaksudkan adalah Ratu Pembayun. Dengan demikian gelar ratu itu diperoleh dari ayahnya, dan bukan berasal dari suaminya yang hanya seorang penguasa daerah setingkat adipati.
Menurut Babad Tanah Jawi, Sultan Trenggana mempunyai enam orang putra. Putra sulung adalah seorang putri yang dinikahi oleh Pangeran Langgar, putra Ki Ageng Sampang dari Madura. Putra ke dua seorang laki-laki yang bernama Pangeran Prawata yang kelak menggantikan ayahnya menjadi Sultan Demak ke tiga. Putra ke tiga seorang putri yang menikah dengan Pangeran Kalinyamat. Putra ke empat juga seorang putri yang menikah dengan seorang pangeran dari Kasultanan Cirebon. Putra ke lima juga putri menikah dengan Raden Jaka Tingkir yang kelak menjadi Sultan Pajang bergelar Sultan Hadiwijaya. Ada pun putra bungsu adalah Pangeran Timur, yang masih sangat muda ketika ayahnya wafat (Sudibyo, Z.H., 1980 : 62).
Dalam sumber-sumber sejarah Jawa Barat, dijumpai nama Ratu Arya Japara, atau Ratu Japara untuk menyebut nama Ratu Kalinyamat (Hoesein Djajadiningrat, 1983: 128). Sementara itu Serat Kandhaning Ringgit Purwa menyebutkan bahwa Sultan Trenggana berputra lima orang. Putra pertama hingga ke empat adalah putri sedang putra bungsunya laki-laki. Putri sulung bernama Retna Kenya yang menikah dengan Pangeran Sampang dari Madura, putri ke dua adalah Retna Kencana yang menikah dengan Kyai Wintang, putri ke tiga adalah Retna Mirah menikah dengan Pangeran Riyo, putri ke empat seorang putri, dan putra bungsunya bernama Pangeran Prawata (Serat Kandhaning Ringgit Purwa. KGB No 7: 257). Dari sumber ini terungkap bahwa Ratu Kalinyamat memiliki nama asli Retna Kencana. Suaminya, Kyai Wintang mempunyai sebutan lain Pangeran Hadiri/Pangeran Hadirin atau Pangeran Kalinyamat (P.J. Veth, 1912).
Ratu Kalinyamat dapat digambarkan sebagai tokoh wanita yang cerdas, berwibawa, bijaksana, dan pemberani. Kewibawaan dan kebijaksanaannya tercermin dalam peranannya sebagai pusat keluarga Kesultanan Demak. Walau pun Ratu Kalinyamat sendiri tidak berputera, namun ia dipercaya oleh saudara-saudaranya untuk mengasuh beberapa keponakannya. Menurut sumber-sumber sejarah tradisional dan cerita-cerita tutur di Jawa, ternyata ia menjadi pusat keluarga Kerajaan Demak yang telah tercerai berai sesudah meninggalnya Sultan Trenggana dan Sultan Prawata.
Ratu Kalinyamat adalah seorang raja perempuan yang bertempat tinggal di Kalinyamat, suatu daerah di Jepara yang sampai sekarang masih ada. Kalinyamat kira-kira 18 kilo meter dari Jepara masuk ke pedalaman, di tepi jalan ke Jepara-Kudus. Pada abad ke-16 Kalinyamat menjadi tempat kedudukan raja-raja di Jepara. Kalinyamat adalah nama suatu daerah yang juga dipakai sebagai nama penguasanya. Th. C. Leeuwendal, Asisten Residen Jepara dalam Oudheidkundig Verslag 1930 menjelaskan mengenai lokasi kraton Kalinyamat dengan menggunakan berita dari Diego de Couto. Peta Karesidenan Kalinyamat terletak kira-kira 2 pal sebelah selatan Krasak dan di sebelah barat jalan besar Kudus-Jepara.
Sementara itu P.J. Veth (1912) mencatat bahwa Kalinyamat pernah menjadi tempat kedudukan Ratu Jepara, suatu tempat yang ditemukan jejak-jejak atau bekas kebesaran masa lalu. Meski pun penduduk setempat dan para pegawai sama sekali tidak tahu tempat yang tepat dari bekas istana, tetapi setiap orang berbicara mengenai Ratu Kalinyamat. Di berbagai desa seperti Purwogondo, Robayan, Kriyan, dan tempat-tempat lain terdapat legenda mengenai Ratu Kalinyamat. Ada dugaan Krian mungkin merupakan tempat para "rakriya" (para bangsawan). Beberapa tempat di daerah ini masih bernama Pecinan, pada hal tidak ada lagi orang Cina yang bertempat tinggal di situ. Kemudian diketahui bahwa desa Robayan dan beberapa desa lainnya masih memakai nama Kauman. Di tempat-tempat tertentu orang masih menyebutnya dengan nama Sitinggil (Siti-inggil), yang terletak di tengah-tengah tanah tegalan. Di situ ditemukan dinding tembok dari kraton lama yang diperkirakan panjang kelilingnya antara 5-6 km persegi. Di sana sini terdapat benteng yang menonjol ke luar. Batas-batas dari kraton kira-kira meliputi sepanjang jalan besar Kudus, Jepara, Kali Bakalan, yang pada tahun 1900-an merupakan garis batas antara onderdistrik Pacangaan, Welahan, dan Kali Kecek. Di kebanyakan tempat, tembok-tembok kraton itu masih dalam kondisi yang bagus. Di suatu tempat yang disebut Sitinggil, memang ditemukan bangunan batu bata yang ditinggikan, sementara di tempat lain menunjukkan adanya tempat mandi. Dengan melalui penggalian percobaan di beberapa tempat dapat ditemukan adanya dinding-dinding benteng yang sangat berat yang memanjang sampai beberapa ratus meter. Di tempat itu juga ditemukan fondasi-fondasi yang terbuat dari batu bata yang lebih kecil ukurannya dari pada emplasemen Majapahit. Batu-batu bata ini telah diambili dan dimanfaatkan oleh penduduk.
Di samping itu P.J. Veth memperoleh temuan penting dari berita Portugis mengenai "Cerinhama" atau "Cherinhama" yang disebut sebagai ibukota sebuah kerajaan laut atau kota pelabuhan Jepara yang terletak 3 mil atau kira-kira 12,5 pal ke pedalaman. Di tempat itu lah letak reruntuhan kraton Kalinyamat yang menjadi tempat kedudukan atau peristirahatan Ratu Jepara. (Veth III, 1882 : 762).
Diperkirakan bahwa selama menjadi penguasa Jepara, Ratu Kalinyamat tidak tinggal di Kalinyamat, akan tetapi di sebuah tempat semacam istana di kota pelabuhan Jepara. Sumber-sumber Belanda awal abad ke-17 menyebutkan bahwa di kota pelabuhan terdapat semacam istana raja (koninghof). Hal ini berarti bahwa Ratu Kalinyamat sebagai tokoh masyarakat bahari memang tinggal di kota pelabuhan, sementara itu daerah Kalinyamat hanya dijadikan sebagai tempat peristirahatan.
C. BIOGRAFI RATU KALINYAMAT
Sejak masih gadis, Ratu Kalinyamat memperoleh kepercayaan untuk memangku jabatan Adipati Jepara. Kala itu wilayah kekuasaannya meliputi Jepara, Pati, Kudus, Rembang dan Blora. Kerajaan kecilnya mula-mula didirikan di Kriyan.
Ratu Kalinyamat menikah dengan Pangeran Hadiri. Salah satu versi menyebutkan bahwa ia adalah putera Sultan Ibrahim dari Aceh, yang bergelar Sultan Muhayat Syah. Waktu kecilnya bernama Pangeran Toyib. Setelah menikah dengan Ratu Kalinyamat, ia diberi gelar Pangeran Hadiri, yang berarti yang hadir (dari Aceh ke Jepara)
Pertemuan dengan Ratu Kalinyamat terjadi karena pada waktu itu Pangeran Toyib diutus oleh Sultan Aceh untuk menimba ilmu pemerintahan dan agama Islam di Kesultanan Demak. Lelaki berdarah Persia ini sangat tampan, arif bijaksana, berwawasan Islam luas, dan ketaatan iman, serta berani menentang penjajah Portugis. Setelah mengetahui asal-usul Raden Toyib, hati Ratu Kalinyamat menjadi berdebar-debar. Ia teringat akan ramalan ayahnya bahwa pria yang akan menjadi pendampingnya kelak bukan berasal dari kalangan orang Jawa, melainkan berasal dari negeri seberang. Kemudian Ratu Kalinyamat bersedia diperistri oleh Raden Toyib.
Pada masa mudanya Pangeran Toyib mengembara ke negri Cina. Di sana ia bertemu dengan Tjie Hwie Gwan, seorang Cina muslim yang kemudian menjadi ayah angkatnya. Konon, ayah angkatnya tersebut menyertainya ke Jepara. Setelah menikah dengan Ratu kalinyamat dan menjadi adipati di Jepara, Tjie Hrie Gwan diangkat menjadi patih dan namanya berganti menjadi Pangeran Sungging Badar Duwung (sungging ‘memahat’, badar ‘batu atau akik’, duwung ‘tajam’). Nama sungging diberikan karena Badar Duwung adalah seorang ahli pahat dan seni ukuir. Diceritakan bahwa dialah yang membuat hiasan ukiran di dinding masjid Mantingan. Ialah yang mengajarkan keahlian seni ukir kepada penduduk di Jepara. Di tengah kesibukannya sebagi mangkubumi Kadipaten Jepara, Badar Duwung masih sering mengukir di atas batu yang khusus didatangkan dari negeri Cina. Karena batu-batu dari Cina kurang mencukupi kebutuhan, maka penduduk Jepara memahat ukiran pada batu putih.
Pernikahan Ratu Kalinyamat dengan Pangeran Hadiri tidak berlangsung lama. Hati Ratu Kalinyamat sangat terpukul dan berduka atas kematian Pangeran Hadiri pada tahun 1549 yang dibunuh oleh utusan Arya Penangsang. Pembunuhan terjadi seusai menghadiri upacara pemakaman kakak kandungnya, Sunan Prawoto yang juga tewas di tangan Arya Penangsang. Untuk menghadapi amukan Arya Penangsang, Ratu Kalinyamat bertapa di Gelang Mantingan, kemudian pindah ke Desa Danarasa, lalu berakhir di tempat Donorojo, Tulakan, Keling Jepara.
Setelah kematian Ario Penangsang, Retna Kencana dilantik menjadi penguasa
Jepara dengan gelar Ratu Kalinyamat. Penobatan ini terjadi dengan ditandai adanya sengkalan Trus Karya Tataning Bumi, yang diperhitungkan sama dengan tanggal 12 Rabiul Awal atu 10 April 1549. Selama masa kekuasaannya, Jepara semakin berkembang menjadi Bandar terbesar di pantai utara Jawa, dan memiliki armada laut yang besar serta kuat.
Dalam perkawinanannya, Ratu Kalinyamat tidak dikaruniai putra. Ia merawat beberapa anak asuh. Salah satu anak asuhnya ialah adiknya sendiri, Pangeran Timur, yang berusia masih sangat muda ketika Sultan Trenggana meninggal. Setelah dewasa, Pangeran Timur menjadi adipati di Madiun yang dikenal dengan nama Panembahan Madiun (G. Moedjanto, 1987 : 155 dan Sartono Kartodirdjo, 1987: 129).
Dalam Sejarah Banten tercatat bahwa Ratu Kalinyamat mengasuh Pangeran Arya, putera Maulana Hasanuddin, Raja Banten (1552-1570) yang menikah dengan puteri Demak, Pangeran Ratu ( Hoesein Djajadiningrat, 1983 : 128). Menurut historiografi Banten, Maulana Hasanuddin dianggap sebagai pendiri Kesultanan Banten. Maulana Hasanuddin sendiri juga berdarah Demak. Ayahnya, Fatahillah sedang ibunya adalah saudara perempuan Sultan Trenggana. Maulana Hasanuddin kawin dengan putri Sultan Trenggana. Dari perkawinannya itu lahir dua orang putra, yang pertama Maulana Yusuf dan yang ke dua Pangeran Jepara. Yang terakhir ini disebut demikian karena kelak ia menggantikan Ratu Kalinyamat sebagai penguasa Jepara. Selama di Jepara, Pangeran Arya diperlakukan sebagai putra mahkota. Setelah bibinya meninggal, ia memegang kekuasaan di Jepara dan bergelar Pangeran Jepara (H.J. de Graaf, 1986: 129). Masa pemerintahannya dan peranannya dalam bidang politik dan ekonomi memang tidak begitu menonjol seperti bibinya.
Tidak disebutkan dengan jelas apa alasannya Pangeran Arya dikirim ke Jepara untuk dididik oleh bibinya. Meski pun demikian, dapat diduga bahwa Ratu Kalinyamat dipandang mampu membimbing dan mendidik, memiliki wibawa, dan berpengaruh. Adakalanya pendidikan putra raja diserahkan kepada keluarga raja yang bertempat tinggal tidak bersama-sama raja. Pemilihan Ratu Kalinyamat sebagai pendidik Pangeran Arya menunjukkan bahwa ia memiliki kepribadian yang kuat.
Di samping mengasuh kedua anak muda itu, Ratu Kalinyamat juga dipercaya untuk membesarkan putra-putra Sultan Prawata yang telah menjadi yatim piatu. Sultan Prawata mempunyai tiga orang putra, dua laki-laki dan satu perempuan. Salah satu putra Sultan Prawata adalah Pangeran Pangiri, yang kelak berkuasa di Demak. Selain sebagai keponakan, kelak ia juga menjadi menantu Sultan Pajang (H.J. de Graaf, 1986: 272). Tahun meninggalnya Ratu Kalinyamat tidak dicantumkan dalam kitab kesusasteraan Jawa. Ia dimakamkan di dekat suaminya di pemakaman Mantingan dekat Jepara, yang mungkin dibangun atas perintahnya sendiri, sesudah ia menjadi janda pada tahun 1549.Pengganti Ratu Kalinyamat adalah Pangeran Japara yang berkuasa dari tahun 1579 sampai tahun 1599. Menurut cerita Babad Tanah Jawi, ia adalah anak angkat Ratu Kalinyamat. Akan tetapi sumber Sejarah Banten menyebutkan bahwa putra mahkota itu, yang bernama Pangeran Aria atau Pangeran Jepara itu adalah anak angkat Ratu Kalinyamat, putra Raja Hasanudin, Raja Banten. Pada masa inilah peranan Jepara sebagai kota pelabuhan yang penting mengalami masa kemerosotannya.
D. PERANAN RATU KALINYAMAT DALAM SEJARAH INDONESIA
Ratu Kalinyamat sebagai kepala daerah Jepara telah memainkan peranan penting tidak hanya pada level lokal atau regional, tetapi pada level internasional. Peranannya meliputi berbagai aspek kehidupan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, mau pun hubungan internasional.
1. Peranan Ratu Kalinyamat dalam Bidang Politik
Peranan politik yang dilakukan Ratu Kalinyamat diawali ketika terjadi kemelut di istana Demak pada pertengahan abad ke-16 yang disebabkan oleh perebutan kekuasaan sepeninggal SultanTrenggana. Perebutan tahta menimbulkan peperangan berkepanjangan yang berakhir dengan kehancuran kerajaan. Perebutan kekuasaan terjadi antara keturunan Pangeran Sekar dengan Pangeran Trenggana. Kedua pangeran ini memang berhak menduduki tahta Kesultanan Demak. Dari segi usia, Pangeran Sekar lebih tua sehingga merasa lebih berhak atas tahta Kesultanan Demak dari pada Pangeran Trenggana. Namun Pangeran Sekar lahir dari istri ke tiga Raden Patah, yaitu putri Adipati Jipang, sedangkan Pangeran Trenggana lahir dari istri pertama, putri Sunan Ampel. Oleh karena itu Pangeran Trenggana merasa lebih berhak menduduki tahta Kesultanan Demak (Djuliati Suroyo dkk, 1995: 29 dan Slamet Mulyono, 1968: 120).
Pangeran Prawata, putra Pangeran Trenggana, membunuh Pangeran Sekar yang dianggap sebagai penghalang bagi Pangeran Trenggana untuk mewarisi tahta Kesultanan Demak. Pembunuhan terjadi di sebuah jembatan sungai saat Pangeran Sekar dalam perjalanan pulang dari salat Jum’at. Oleh karena itu, ia dikenal dengan nama Pangeran Sekar Seda Lepen. Menurut tradisi lisan di daerah Demak, pembunuhan itu terjadi di tepi Sungai Tuntang, sedang menurut tradisi Blora Pangeran Sekar dibunuh di dekat Sungai Gelis (Karyana Sindunegara, 1996/1997: 83-87).
Pembunuhan ini menjadi pangkal persengketaan di Kerajaan Demak. Raden Arya Penangsang, putra Pangeran Sekar berusaha menuntut balas atas kematian ayahnya, sehingga ia berusaha untuk menumpas keturunan Sultan Trenggana. Apalagi ia mendapat dukungan secara penuh dari gurunya. Sunan Kudus.
Pangeran Sekar mempunyai dua orang putra, yaitu Raden Penangsang dan Raden Mataram. Sepeninggal ayahnya, Raden Penangsang diangkat menjadi adipati di Jipang bergelar Raden Arya Penangsang. Menurut pandangan masyarakat Blora Arya Penangsang tampangnya seram, berkumis tebal, uwang malang, paha belalang, namun tidak begitu tinggi. Ia suka memakai celana komprang berwarna hitam, bebedan, dan memakai destar (Karyana Sindunegara dkk., 1996/1997: 84).
Bagi lawan-lawan politiknya, Arya Penangsang dituduh telah banyak melakukan kejahatan dan pembunuhan terhadap keturunan Sultan Trenggana. Ia menyuruh Rangkut dan Gopta untuk membunuh Sultan Prawata. Sultan Prawata terbunuh bersama permaisurinya pada tahun 1549 (Babad Demak II: 28). Ia kemudian membunuh Pangeran Hadiri, suami Ratu Kalinyamat. Pangeran Hadiri berhasil dibunuh oleh pengikut Arya Penangsang dalam perjalanan pulang dari Kudus, mengantarkan istrinya dalam rangka minta keadilan dari Sunan Kudus atas dibunuhnya Sultan Prawata oleh Arya Penangsang. Namun Sunan Kudus tidak dapat menerima tuntutan Ratu Kalinyamat karena ia memihak Arya Penangsang. Menurut Sunan Kudus, Sultan Prawata memang berhutang nyawa kepada Arya Penangsang yang harus dibayar dengan nyawanya. Arya Penangsang juga mencoba membunuh Adipati Pajang Hadiwijaya, menantu Sultan Trenggana. Namun menurut J.Brandes (1901: 488-491), ia bertindak demikian karena membela hak-haknya
Kematian Sultan Prawata dan Pangeran Hadiri tampaknya membuat selangkah lagi bagi Arya Penangsang untuk menduduki tahta Demak. Meskipun pembunuhan terhadap Sunan Prawata dan Pangeran Hadiri telah berjalan mulus, namun Sunan Kudus merasa belum puas apabila Arya Penangsang belum menjadi raja, karena masih ada penghalangnya yaitu Hadiwijaya. Atas nasehat Sunan Kudus, Arya Penangsang berencana membunuh Hadiwijaya namun mengalami kegagalan. Kegagalan itu mendorong pecahnya perang antara Jipang dengan Pajang.
Di luar dugaan pihak Sunan Kudus dan Arya Penangsang, ternyata Ratu Kalinyamat tampil memainkan peranan penting dalam menghadapi Arya Penangsang. Ratu Kalinyamat minta kepada Hadiwijaya untuk membunuh Arya Penangsang. Didorong oleh naluri kewanitaannya yang sakit hati karena kehilangan suami dan saudara, ia telah menggunakan wewenang politiknya selaku pewaris dari penguasa Kalinyamat dan penerus keturunan Sultan Trenggana. Ratu Kalinyamat memiliki sifat yang keras hati dan tidak mudah menyerah pada nasib. Menurut kisah yang dituturkan dalam Babad Tanah Jawi, ia mertapa awewuda wonten ing redi Danaraja, kang minangka tapih remanipun kaore (bertapa dengan telanjang di gunung Danaraja, yang dijadikan kain adalah rambutnya yang diurai). Tindakan ini dilakukan untuk mohon keadilan kepada Tuhan dengan cara menyepi di Gunung Danaraja. Ia memiliki sesanti, baru akan mengakhiri pertapaanya apabila Arya Penangsang telah terbunuh.
Pernyataan Babad Tanah Jawi itu merupakan suatu kiasan yang memerlukan interpretasi secara kritis. Historiografi tradisional memuat hal-hal yang digambarkna dengan simbol-simbol dan kiasan-kiasan. Dalam bahasa Jawa kata wuda (telanjang) tidak hanya berarti tanpa busana sama sekali, tetapi juga memiliki arti kiasan yaitu tidak memakai barang-barang perhiasan dan pakaian yang bagus (Suara Merdeka, 10 Desember 1973). Ratu Kalinyamat tidak menghiraukan lagi untuk mengenakan perhiasan dan pakaian indah seperti layaknya seorang ratu. Pikirannya ketika itu hanya dicurahkan untuk membinasakan Arya Penangsang. Di Gunung Danaraja itu lah Ratu Kalinyamat menyusun strategi untuk melakukan balas dendam kepada Arya Penangsang.
Peperangan antara Pajang dan Jipang tidak dapat terelakkan. Dalam peperangan itu, Arya Penangsang memimpin pasukan Jipang mengendarai kuda jantan bernama Gagak Rimang yang dikawal oleh prajurit Soreng. Adapun pasukan Pajang dipimpin oleh Ki Gede Pemahanan, Ki Penjawi, Ki Juru Mertani. Pasukan Pajang juga dibantu oleh sebagian prajurit Demak dan tamtama dari Butuh, pengging. Dalam peperangan itu Arya Penangsang terbunuh.
Terbunuhnya Arya Penangsang itu terjadi pada tahun 1480 Saka atau 1558 Masehi (Karyana Sindunegara, 1996/1997: 123-114). Menurut Amen Budiman peristiwa itu terjadi pada tahun 1556 (Amen Budiman, 1993: 78), sedang sumber lain mengatakan Arya Penangsang gugur pada tahun 1554 (Suripan Sadi Hutomo, 1996). Pertempuran dimenangkan oleh pihak Pajang dan Arya Penangsang gugur ((H.J. de Graaf, 1986: 91). Rangkaian peristiwa pembunuhan para kerabat raja Demak hingga perang antara Pajang melawan Jipang itu dalam sumber tradisi terjadi pada tahun 1549. Hal itu merupakan anti klimaks dari sejarah dinasti Demak (H.J. de Graaf, 1986: 91).
Setelah kematian Arya Penangsang, Retna Kencana dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Ratu Kalinyamat Peristiwa perebutan kekuasaan di Demak itu di satu pihak telah memunculkan tokoh wanita yang memegang peranan penting dalam kesatuan keluarga Kesultanan Demak, serta dalam bidang politik pemerintahan yang begitu menonjol. Sementara itu di pihak lain, memunculkan seorang tokoh baru atau homo novus yaitu Sultan Hadiwijaya.
Fernao Mendez Pinto dalam kesaksiannya menyatakan bahwa di wilayah Kerajaan Demak terdapat delapan penguasa yang memiliki hak untuk memilih raja baru sehingga berkedudukan sebagai dewan mahkota. P.J. Veth (1912) juga menyatakan terdapat daerah utama yang merdeka di Jawa dan Madura, salah satunya adalah Kalinyamat. Kedelapan daerah merdeka itu adalah Banten, Jayakarta, Cirebon, Prawata, Pajang, Kedu, Madura, dan Kalinyamat. Kedudukan Kalinyamat sebagai daerah merdeka ini menempatkan Ratu Kalinyamat pada posisi strategis sebagai pemegang kekuasaan di Jepara. Karena termasuk sebagai dewan mahkota, maka kedudukan dan pengaruh penguasa di delapan daerah merdeka di bidang politik dan pemerintahan cukup kuat (H.J. de Graaf, 1986 : 89).
Sultan Demak untuk menggabungkan daerah Prawata dan Kalinyamat menggambarkan betapa dekatnya hubungan antara sultan dengan penguasa Kalinyamat. Kekuasaan Ratu Kalinyamat atas wilayah Kalinyamat dan Prawata cukup kokoh karena tidak ada ancaman dari pihak mana pun. Agaknya ia dihormati sebagai kepala keluarga Kasultanan Demak yang sesungguhnya. Sepeninggal Sultan Prawata, ia menjadi pemimpin keluarga dan pengambil keputusan penting atas bekas wilayah Kasultanan Demak. Bagi Ratu Kalinyamat kekuasaan Pangeran Pangiri, putra Sultan Prawata, di Demak begitu kecil. Apalagi Pangeran Pangiri menjadi anak asuhnya dan dibesarkan oleh Ratu Kalinyamat. Sementara itu Sultan Pajang bukan merupakan hambatan bagi Ratu Kalinyamat. Ada pun kekuasaan raja-raja Banten dan Cirebon baru saja muncul. Dengan demikian, di antara pewaris dinasti Demak di wilayah pantai utara Jawa, Ratu Kalinyamat lah yang paling menonjol (H.J. de Graaf, 1986 : 131).
Ratu Kalinyamat diperkirakan memerintah hingga 1579. Penggantinya adalah Pangeran Jepara, putra angkat Ratu Kalinyamat. Sejarah Banten menyebutkan bahwa putra mahkota Jepara yang bernama Pangeran Aria atau Pangeran Jepara adalah putra angkat Ratu Kalinyamat, putra raja Banten Hasanuddin. Pada masa itu peranan Jepara mulai mengalami kemerosotan. Pada tahun 1599 Jepara dengan susah payah ditundukkan oleh Mataram. Jepara waktu itu memiliki daya tahan yang kuat karena kota pelabuhan itu dikelilingi dengan benteng yang menghadap ke pedalaman dan dijaga ketat oleh prajurit Jepara.
2. Peranan Ratu Kalinyamat dalam Bidang Ekonomi
Di bawah pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara mengalami perkembangan tersendiri. Kekalahan dalam perang di laut melawan Malaka pada tahun 1512-1513 pada masa pemerintahan Pati Unus, menyebabkan Jepara nyaris hancur. Akan tetapi perdagangan lautnya tidaklah musnah sama sekali. (H.J. de Graaf, 1986: 125). Kegiatan ekonomi menjadi semakin terbengkalai pada saat wilayah Kesultanan Demak menjadi ajang pertempuran antara Arya Penangsang dengan keturunan Sultan Trenggana. Meski pun demikian, perdagangan lautnya masih dapat berlangsung, walau kurang berkembang.
Setelah berakhirnya peperangan melawan Arya Penangsang, Jepara mengalami perkembangan tersendiri. Apabila Sultan Pajang sibuk dalam rangka konsolidasi wilayah, maka Jepara pun sibuk membenahi pemerintahan dan ekonomi yang terbengkelai selama intrik politik berlangsung. Perdagangan laut Jepara dapat berlangsung meski pun kurang berkembang.
Namun beberapa tahun setelah berkuasa, Ratu Kalinyamat berhasil memulihkan kembali perdagangan Jepara. Konsolidasi ekonomi memang diutamakan oleh Ratu Kalinyamat. Di bawah pemerintahannya, pada pertengahan abad ke 16 perdagangan Jepara dengan daerah seberang laut semakin ramai. Pedagang-pedagang dari kota-kota pelabuhan di Jawa seperti Banten, Cirebon, Demak, Tuban, Gresik, dan juga Jepara menjalin hubungan dengan pasar internasional Malaka. Dari Jepara para pedagang mendatangi Bali, Maluku, Makasar, dan Banjarmasin dengan barang-barang hasil produksi daerahnya masing-masing (Meilink Roelofsz, 1962: 103-115). Dari pelabuhan-pelabuhan di Jawa diekspor beras ke daerah Maluku dan sebaliknya dari Maluku diekspor rempah-rempah untuk kemudian diperdagangkan lagi. Bersama dengan Demak, Tegal, dan Semarang, Jepara merupakan daerah ekspor beras (Armando Cortesao, 1967: 188).
Pada pertengahan abad ke-16 perdagangan Jepara dengan daerah seberang laut menjadi semakin ramai. Menurut berita Portugis, Ratu Jepara itu merupakan tokoh penting di Pantai Utara Jawa Tengah dan Jawa Barat sejak pertengahan abad ke-16 (H.J. de Graaf, 1986 : 128). Di bawah Ratu Kalinyamat, strategi pengembangan Jepara lebih diarahkan pada penguatan sektor perdagangan dan angkatan laut. Kedua bidang ini dapat berkembang baik berkat adanya kerjasama dengan beberapa kerajaan maritim seperti Johor, Aceh, Banten, dan Maluku.
Meski pun daerahnya kurang subur, namun di wilayah kekusaan Ratu Kalinyamat terdapat empat kota pelabuhan sebagai pintu gerbang perdagangan di pantai utara Jawa Tengah bagian timur yaitu Jepara, Juana, Rembang, dan Lasem. Oleh karena itu wajar apabila Ratu Kalinyamat dikenal sebagai orang yang kaya raya. Kekayaannya diperoleh melalui perdagangan internasional, terutama dengan Malaka dan Maluku. Jepara merupakan pensuplai beras yang dihasilkan di daerah hinterland. Selain berperan sebagai pelabuhan transito juga menjadi pengekspor gula, madu, kayu, kelapa, kapok, dan palawija. Apalagi dengan berlakunya sistem comenda dalam pelayaran dan perdagangan pada waktu itu (D.H. Burger, 1962 : 25-26), membuat Ratu Kalinyamat tidak hanya sebagai penguasa politik, tetapi juga sebagai pedagang.
Sesuai dengan letak geografis sebagai kota pelabuhan, Jepara menempati suatu titik yang menghubungkan dunia daratan dan dunia lautan. Dunia daratan adalah daerah Pati, Jepara, Juana, dan Rembang, sedang dunia lautan adalah jalur perdagangan dan pelayaran dengan daerah-daerah sekitarnya mau pun daerah seberang laut. Dengan demikian dilihat dari segi ekonomi, pelabuhan Jepara berfungsi sebagai tempat menampung surplus dari daerah hinterland untuk memenuhi warganya dan didistribusikan ke daerah-daerah lain di seberang lautan. Sebaliknya Jepara juga berfungsi menampung produk-produk dari daerah luar untuk selanjutnya didistribusikan atau diperdagangkan ke daerah-daerah hinterland yang membutuhkan.
Perdagangan laut di pantai utara Jawa pada abad ke-16 sebagian besar dikuasai oleh bangsawan. Sebagai penguasa, mereka mempunyai hak beli dahulu bagi barang dagangan yang datang dan memborong barang dagangan yang tidak terjual. Pedagang-pedagang asing memberi prioritas kepada penguasa untuk memilih barang dagangan yang baik dengan harga lebih rendah dari pembeli lain. Hubungan baik dengan penguasa setempat senantiasa dipelihara untuk kelancaran usaha mereka. Dengan jabatan politik yang tinggi dan dukungan finansial yang kuat memberi peluang bagi penguasa untuk menanamkan pengaruhnya dalam bidang politik dan pemerintahan.
3. Peranan Ratu Kalinyamat dalam Hubungan Internasional
Kebesaran kekuasaan Ratu Kalinyamat tampak dari luas wilayah pengaruhnya. Menurut naskah dari Banten dan Cirebon, kekuasaannya menjangkau sampai daerah Banten. Pengaruh kekuasaan Ratu Kalinyamat di daerah pantai utara Jawa sebelah barat, di samping karena posisi politiknya juga karena harta kekayaannya yang bersumber pada perdagangan dengan daerah seberang di pelabuhan Jepara sangat menguntungkan. Sebagai raja yang memiliki posisi politik yang kuat dan kondisi ekonomi yang kaya, Ratu Kalinyamat sangat berpengaruh di Pulau Jawa.
Hanya tiga tahun di bawah kekuasaan Ratu Kalinyamat, kekuatan armada Jepara telah pulih kembali. Berita Portugis melaporkan adanya hubungan antara Ambon dengan Jepara. Diberitakan bahwa para pemimpin Persekutuan Hitu di Ambon telah berulang kali minta bantuan kepada Jepara, baik untuk memerangi orang-orang Portugis maupun suku Hative di Maluku (H.J. de Graaf, 1986: 130).
Di depan sudah disebutkan, bahwa pemerintahan Ratu Kalinyamat lebih mengutamakan strategi pengembangan Jepara untuk memperkuat sektor perdagangan dan angkatan laut. Kedua bidang ini akan dapat berkembang dengan baik kalau dilaksanakan melalui kerja sama dengan beberapa kerajaan maritim seperti Johor, Aceh, Maluku, Banten, dan Cirebon. Ini berarti bahwa Ratu Kalinyamat harus menjalin hubungan diplomatik dan kerjasama dengan mancanegara agar kedudukan Jepara sebagai pusat kekuasaan politik dan pusat perdagangan bisa kokoh.
Bukti tersohornya Ratu Kalinyamat pada pertengahan abad ke-16 antara lain dapat ditunjukkan dengan adanya permintaan dari Raja Johor untuk ikut mengusir Portugis dari Malaka. Pada tahun 1550, Raja Johor mengirim surat kepada Ratu Kalinyamat dan mengajak untuk melakukan perang suci melawan Portugis yang saat itu kebetulan sedang lengah dan menderita berbagai macam kekurangan. Ratu Kalinyamat menyetujui anjuran itu. Pada tahun 1551 Ratu Kalinyamat mengirimkan ekspedisi ke Malaka. Dari 200 buah kapal armada persekutuan Muslim, 40 buah di antaranya berasal dari Jepara. Armada itu membawa empat sampai lima ribu prajurit, dipimpin oleh seorang yang bergelar Sang Adapati. Prajurit dari Jawa ini menyerang dari arah utara. Mereka bertempur dengan gagah berani dan berhasil merebut kawasan orang pribumi di Malaka.
Serangan Portugis ternyata begitu hebat, sehingga pasukan Melayu terpaksa mengundurkan diri. Sementara itu, pasukan Jawa tetap bertahan. Mereka baru mundur setelah seorang panglimanya gugur. Dalam pertempuran yang berlanjut di darat dan di laut, 2000 prajurit Jawa gugur. Hampir seluruh perbekalan dan persenjataan berupa arteleri dan mesiu jatuh ke tangan musuh. Walau pun telah melakukan taktik pengepungan selama tiga bulan, ekspedisi ini akhirnya mengalami kegagalan dan terpaksan kembali ke Jawa (H.J. de Graaf en G. Th. Pigeaud, 1974 : 105). Nasib malang tampaknya menimpa armada Jawa, karena tiba-tiba badai datang. 20 kapal penuh muatan terdampar di pantai dan menjadi jarahan orang Portugis. Dari seluruh armada Jepara, hanya kurang dari separo yang bernasib baik dan selamat kembali ke Jepara (Diego de Couto, 1778-1788, : IX, 5 dan H.J. de Graaf, 1987 : 33).
Walau pun pernah mengalami kegagalan, namun Ratu Kalinyamat tampaknya tidak berputus asa. Semangat menghancurkan Portugis di Malaka terus berkobar di hati tokoh wanita ini. Pada tahun 1573, ia kembali mendapat ajakan dari Sultan Aceh, Ali Riayat Syah untuk menyerang Malaka. Ketika armada Aceh telah mulai menyerang, ternyata armada Jepara tidak muncul pada waktunya. Keterlambatan ini dengan tidak sengaja amat menguntungkan Portugis. Seandainya orang Aceh dan Jawa pada waktu itu bersama-sama menyerang pada waktu yang bersamaan, maka kehancuran Malaka tidak dapat dielakkan (Diego de Couto, 1778-1788, XVII).
Armada Jepara baru muncul di Malaka pada bulan Oktober 1574. Dibanding dengan ekspedisi pertama, armada Jepara kali ini jauh lebih besar. Armada ini terdiri dari 300 buah kapal layar dan 80 buah di antaranya berukuran besar. Awak kapalnya terdiri dari 15.000 prajurit pilihan, yang dilengkapi dengan banyak sekali perbekalan, meriam, dan mesiu. Salah satu pemimpin ekspedisi militer ke Malaka pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat ini adalah Kyai Demang Laksamana yang oleh sumber Portugis disebut dengan nama Quilidamao (H.J. de Graaf en Th. G. Th. Pigeaud, 1974, : 273). Nama itu pada jaman sekarang setingkat Laksamana Laut atau Jendral. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai penguasa bahari Ratu Kalinyamat lebih mementingkan kekuatan laut dari pada kekuatan angkatan darat. Ini tidak berarti bahwa Jepara tidak mempunyai pasukan atau prajurit darat, akan tetapi kekuatan darat Jepara lebih bersifat defensif yaitu dengan dibangunnya benteng yang mengelilingi kota pelabuhannya yang menghadap ke darat (Agust. Supriyono, 2005).
Armada Jepara itu memulai serangan dengan salvo, tembakan yang seolah-olah hendak membelah bumi (H.J. de Graaf, 1986 : 32). Setelah memborbardir kota Malaka dengan tembakan artileri, keesokan harinya pasukan Jawa didaratkan dan mereka menggali parit-parit pertahanan. Rupa-rupanya peruntungan nasib belum jatuh di pihak Jawa. Pada waktu armada mereka menyerang, 30 buah kapal besarnya malahan terbakar. Pasukan Jawa kemudian terpaksa membatasi gerakan dengan mengadakan blokade laut. Portugis baru berhasil menembus rintangan itu setelah melakukan serangan berkali-kali. Usaha Portugis untuk berunding mengalami kegagalan karena pihak Jawa menolak tuntutan Portugis yang dianggap terlalu berat.
Sementara itu dalam pertempuran laut pihak Portugis berhasil merebut enam buah kapal Jawa yang penuh bahan makanan kiriman dari Jepara. Akibat dari kejadian ini, pasukan Jawa yang selama tiga bulan dengan tegar melakukan blokade laut, kekuatannya berangsur-aangsur surut karena kekurangan bahan makanan. Mereka akhirnya terpaksa bergerak mundur dan menderita banyak korban. Konon hampir dua pertiga dari kekuatan angkatan perang yang berangkat dari Jepara musnah. Di sekitar Malaka saja terdapat sekitar 7.000 makam orang Jawa (Diego de Couto, 1778-1788: 5).
Dari pengiriman dua ekspedisi ke Malaka tersebut membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat adalah seorang kepala pemerintahan yang sangat berkuasa. Walaupun ia gagal dalam misinya, namun orang-orang Portugis juga mengakui kebesarannya. Dalam bukunya, Diego de Couto menyebutnya sebagai Rainha da Japara, senhora poderosa e rica, yang berarti Ratu Jepara, seorang wanita yang kaya dan berkuasa. Ia juga disebut oleh sumber Portugis sebagai De kranige dame yaitu seorang wanita yang pemberani. Sifat berani Ratu Kalinyamat ini tampak dalam perjuangannya yang gigih dalam menentang kekuasaan bangsa Portugis. Kegagalan serangan Jepara itu terutama disebabkan oleh kekalahan dalam bidang teknologi militer dan pelayaran. Kapal-kapal Portugis jauh lebih unggul dalam teknik pembuatannya dan lebih besar dari pada kapal-kapal Jepara. Meskipun perlawanan terhadap Portugis mengalami kegagalan, tetapi pengiriman armada itu cukup menunjukkan bahwa perekonomian di Jepara pada saat itu sangat kuat.
Sumber Portugis menyebutkan pula bahwa pada masa kekuasaan Ratu Kalinyamat, Jepara juga menjalin hubungan dengan para pedagang di Ambon. Beberapa kali para pemimpin pelaut atau pedagang Ambon di Hitu minta bantuan Ratu Jepara untuk melawan orang-orang Portugis. Hal ini merupakan indikasi bahwa Jepara juga mempunyai jaringan perdagangan dengan Ambon (H.J. de Graaf en Th. G. Th. Pigeaut, 1974 : 273).
Pada tahun 1579, Pakuan Pajajaran, sebuah kota dalam Kerajaan Sunda di Jawa Barat yang belum masuk Islam, ditaklukkan oleh Raja Banten. Pangeran Jepara putra Hasanuddin dari Banten yang menjadi putra angkat Ratu Kalinyamat ternyata tidak ikut dalam ekspedisi melawan Pejajaran. Demikian pula Ratu Kalinyamat tidak disebutkan ikut dalam ekspedisi itu. Ada kemungkinan bahwa pada tahun 1579 Ratu Kalinyamat baru saja meninggal. Keponakannya dan sekaligus putra angkatnya, Pangeran Jepara, telah menggantikannya sebagai raja (H.J. de Graaf, 1986: 131).
Sebagai kota pantai, Jepara merupakan kota bandar perdagangan yang karena fungsinya menarik pedagang dari berbagai suku dan kebangsaan untuk tinggal sementara mau pun menetap. Di bidang politik dan pertahanan, pelabuhan Jepara sebagai pusat pengiriman ekspedisi-ekspedisi militer untuk meluaskan kekuasaan ke Bangka dan ke Kalimantan Selatan yaitu Tanjung Pura dan Lawe. Di bawah Ratu Kalinyamat, perdagangan Jepara dengan daerah seberang laut menjadi semakin ramai. Dia begitu dihormati sebagai kepala keluarga Kasultanan Demak yang sebenarnya. Di bawah kekuasaannya, dia mampu mempunyai kekuatan armada yang tangguh. Dia juga menjalin kerja sama dengan Ambon, sehingga para pemimpin persekutuan Hitu di Ambon telah berulang kali minta bantuan kepada Jepara baik untuk memerangi orang Portugis mau pun suku Hative di Maluku. Di bawah pemerintahan Ratu Kalinyamat, strategi pengembangan Jepara lebih diarahkan pada penguasaan sektor perdagangan dan angkatan laut. Kedua bidang ini akan dapat berkembang dengan baik karena adanya kerja sama dengan beberapa kerajaan maritim seperti Johor, Aceh, Maluku, Banten, dan Cirebon.
Bukti kebesaran Jepara terlihat pada tahun 1550, ketika Raja Johor minta bantuan armada perang kepada Jepara untuk melakukan perang jihad melawan Portugis di Malaka. Jepara mengirimkan 40 buah kapal dengan kapasitas angkut 1.000 orang prajurit bersenjata. Meski pun prajurit Jepara mengalami kekalahan, Ratu Kalinyamat terus berusaha melakukan serangan lagi terhadap Portugis di Malaka. Pada tahun 1573 Ratu Kalinyamat sekali lagi diminta oleh Sultan Ali Mukhayat Syah dari Aceh untuk menggempur Portugios di Malaka. Armada yang dikirim sekitar 300 buah kapal, 80 buah kapal berukuran besar yang masing-masing berbobot 400 ton. Awak kapal terdiri atas 15.000 prajurit pilihan dengan banyak sekali perbekalan, meriam, dan mesiu.
Dengan armadanya yang kuat, Ratu Kalinyamat juga pernah melakukan dua kali penyerangan kepada Portugis di Malaka, yaitu pada tahun 1551 dan tahun 1574. Kedua penyerangan itu dilakukan Ratu Kalinyamat dalam rangka membantu Kesultanan Johor dan Aceh untuk mengusir Portugis dari Malaka. Penyerangan pertama gagal, sedangkan pada penyerangan kedua, meskipun telah berhasil mengepung Malaka selama tiga bulan, ternyata pasukan Jepara ini tidak dapat memenangkan penyerangan dan terpksa kembali ke Jawa.
Salah satu pemimpin ekspedisi militer ke Malaka pada masa kekuasaan Ratu Kalinyamat adalah Kyai Demang Laksamana. Nama itu pada zaman sekarang setingkat dengan Laksamana Laut atau Jendral. Hal itu menunjukkan bahwa sebagai pnguasa bahari, Ratu Kalinyamat lebih mementingkan kekuatan laut daripada kekuatan angkatan darat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa Jepara tidak mempunyai pasukan atau prajurit angkatan darat, akan tetapi, kekuatan darat Jepara lebih bersifat defensive, yaitu dengan jalan dibangunnya benteng yang mengelilingi kota pelabuhan yang menghadap ke darat atau daerah pedalaman Jepara.
Kekalahan armada laut Jawa baik pada ekspedisi Adipati Unus maupun yang dikirim oleh Ratu Kalinyamat memang merupakan kenyataan yang harus diterima. Hal ini karena diakibatkan lebih canggihnya teknologi yang dimiliki oleh Portugis yang memiliki senjata pelontar yang unggul, yaitu meriam. Meskipun demikian, harus diakui bahwa pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat masyarakat Jepara telah tampil dalam panggung sejarah Nusantara sebagai masyarakat bahari. Ciri utama masyarakat bahari adalah di dalam kehiupan mereka, khususnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari diperoleh dari kegiatan atau pekerjaannya mngeksploitasi dan memanfaatkan sumber daya laut. Pada zaman itu, di samping berkehidupan sebagai nelayan, aktivitas pelayaran dan perdagangan adalah yang paling utama.
Bukti kejayaan Jepara pada zaman itu antara lain adalah armada laut yang besar dan kuat yang dimiliki Ratu Kalinyamat. Usaha melanjutkan cita-cita Adipati Unus untuk mengusir Portugis dari Malaka, menunjukkan bahwa Malaka merupakan salah satu titik dari jaringan perdagangan kota pelabuhan Jepara yang mulai mendunia. Sumber Portugis juga menjelaskan bahwa pada masa kekuasaan Ratu Kalinyamat, Jepara juga menjalin hubungan dengan para pedagang di Ambon. Beberapa kali para pemimpin pelaut dan pedagang Ambon di Hitu meminta bantuan pertolongan kepada Ratu Kalinyamat untuk melawan orang-orang Portugis maupun dengan suku lain yang masih seketurunan, yaitu orang-orang Hative. Hal ini merupakan indikasi bahwa Jepara juga mempunyai jaringan perdagangan dengan Ambon.
V. KESIMPULAN
Ratu Kalinyamat dikenal sebagai tokoh historis legendaris yang dibicarakan masyarakat dengan berbagai versi. Sebagai akibat dari peperangan Arya Penangsang, di Jepara terdapat toponim-toponim nama desa yang berhubungan dengan dicederainya Pangeran Hadiri oleh prajurit Arya Penangsang hingga tewas.
Di bawah pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara semakin berkembang sebagai bandar perdagangan dan pelayaran. Ratu Kalinyamat tidak saja memegang peranan penting dalam politik dan pemerintahan, tetapi juga menguasai sumber-sumber ekonomi terutama hasil perdagangan dan pelayaran seberang laut. Adanya sistem comenda menyebabkan Ratu Kalinyamat sebagai penguasa Jepara yang sangat kaya. Lagi pula ia memiliki angkatan laut yang cukup kuat untuk mendukung aktivitas pelayaran dan perdagangan seberang laut. Jepara berkembang menjadi bandar perdagangan dan bandar transito yang dikunjungi para pedagang dari berbagai bangsa dan suku bangsa. Oleh karena ia menguasai aktivitas ekonomi dan perdagangan itu, maka wajar jika ia dikenal sebagai penguasa yang sangat kaya.
Kekayaan Ratu Kalinyamat merupakan faktor pendukung utama bagi kekuatan politiknya. Berkat kekayaannya, ia memiliki armada angkatan laut yang kuat untuk melakukan serangan terhadap Malaka pada tahun 1551 dan 1574. Serangan itu dilakukan atas dukungannya terhadap Kerajaan Johor dan Aceh, yang memintanya untuk membantu mengusir Portugis dari Malaka. Permintaan kedua kerajaan itu memberikan gambaran bahwa secara politis Ratu Kalinyamat dikenal sebagai penguasa yang sangat kuat dan namanya cukup termasyhur.
Popularitasnya sebagai kepala pemerintahan tidak hanya dikenal di kawasan Nusantara bagian barat saja, tetapi juga di Nusantara bagian timur. Keberaniannya melawan kekuatan asing telah dikenal di sepanjang Nusantara dari Aceh, Johor, hingga Maluku. Di samping itu, Ratu Kalinyamat dapat menjalankan politik persahabatan dengan kerajaan pedalaman sehingga dapat memelihara stabilitas politik. Dalam masa pemerintahannya, ia tidak mempunyai musuh.
Sebagai pewaris kekuasaan Kasultanan Demak, Ratu Kalinyamat memegang peranan yang terpenting dibanding dengan penguasa-penguasa yang lain di pantai utara Jawa pada abad ke-16. Sebagai pemersatu keluarga Kasultanan Demak, Ratu Kalinyamat mempunyai pengaruh yang cukup kuat di wilayah Banten dan Cirebon. Ia juga mampu mempertahankan konsolidasi keluarga Kasultanan Demak. Tidak berlebihan kiranya apabila Ratu Kalinyamat disebut sebagai tokoh pemimpin keluarga Kasultanan Demak dan kepala pemerintahan yang terkuat dari dinasti Demak. Hanya Jeparalah yang mampu mempertahankan eksistensi dan peranan Demak sebagai kerajaan yang bercorak maritim di pantai utara Jawa pada abad ke-16, yang memiliki kebesaran seperti pendahulunya.
Dengan mempelajari kehidupan dan peranan Ratu Kalinyamat, diperoleh pandangan yang lebih lengkap mengenai perkembangan historis peranan dan kedudukan wanita Indonesia. Ratu Kalinyamat menggambarkan sosok wanita yang tidak dibatasi oleh tradisi. Aktivitas dan peranan Ratu Kalinyamat memberikan suatu bukti bahwa tidaklah benar jika wanita Jawa dari kalangan bangsawan tinggi sangat dibelenggu oleh kungkungan feodalisme. Kasus Ratu Kalinyamat jelas membuktikan bahwa wanita kalangan bangsawan justru mempunyai peluang yang lebih besar untuk tampil guna memainkan peranan penting yang sangat dibutuhkan, baik dalam bidang politik maupun ekonomi. Peluang untuk dapat melakukan peranan penting dalam bidang politik karena didukung oleh wewenang tradisionalnya, terutama karena keturunan. Ratu Kalinyamat telah melakukan aktivitas-aktivitas nyata bagi negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Cortesao, Armando. 1967. The Suma Oriental of Tome Pires. Nendeln/Lichtenstein: Kraus Reprint-Limited, 1967.
Couto, Diego de. 1778-1788. Da Asia. Jilid V. Lisboa.
Djajadiningrat, Hoesein. 1983. Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten. Terjemahan KITLV dan LIPI. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Gina dan Babariyanto. Babad Demak II. 1981. Transliterasi Terjemahan Bebas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Graaf, H.J. 1986. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram. Terjemahan Grafitipers dan KITLV. Jakarta: Grafitipers.
Kartodirdjo, Sartono (ed.). 1977. Sejarah Nasional Indonesia Jilid III. Jakarta: Balai Pustaka.
_______. 1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emporium Sampai Imperium. Jilid I. Jakarta: Gramedia.
Meilink, Roeloffsz. 1962. Asia Trade: Asian Trade and European Influence in the Indonesia Archipelago between 1500 and about 1630. The Hague : Martinus Nijhoff.
Panitia Penyusunan Hari Jadi Jepara Pemda Kabupaten Tingkat II Jepara. 1988. Sejarah dan Hari Jadi Jepara.
Slamet Mulyono, 1968. Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara. Jakarta: Bhatara.
Suroyo, A.M. Djuliati, dkk. 1995. Penelitian Lokasi Bekas Kraton Demak. Kerjasama Bappeda Tingkat I Jawa Tengah dengan Fakultas Sastra UNDIP Semarang.
Sulendraningrat, P.S. 1972. Nukilan Sedjarah Tjirebon Asli. Tjirebon: Pusaka.
Serat Kandhaning Ringgit Purwa. Koleksi KGB. No 7.
Sudibya, Z.H. 1980. Babad Tanah Jawi. Jakarta: Proyek Peneribitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Veth, P.J. 1912. Java, Geographisch, Ethnologisch, Historisch. Cetakan ke dua. Haarlem
Minggu, 04 September 2011
Mendidik Anak terdapat Ungkapan
Jika anak di besarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak di besarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak di besarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak di besarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak di besarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak di besarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak di besarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak di besarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak di besarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak di besarkan dengan penerimaan, ia belajar mencinta
Jika anak di besarkan dengan dukungan, ia belajar menenangi diri
Jika anak di besarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak di besarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawaan
Jika anak di besarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak di besarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak di besarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak di besarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran
Selasa, 26 Juli 2011
BERTEMU LAGI
MARHABAN YA RAMADHAN...
Selamat Datang Ramadhan
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Marhaban Yaa syahru ramadhan
Marhaban syahrul maghfirah
Marhaban syahrul Quran....
Marhaban Yaa Syahrul ibadah...
Betapa bahagia kami masih boleh bertemu dengan mu lagi
Serasa lebih dari bertemu sang kekasih lantaran engkau terlalu berarti
Kedatanganmu membawa harapan
Agar keluar kami umat ini dari kegelapam
Menuju cahaya fitrimu yang terang benderang...
Malam seribu bulan sudah kami rindu dari sekarang
Ketika langit menggenapkan semua perjanjiannya
Menerima amanat rahmat hingga pagi harinya
Bagi siapa saja yang mendaki jalan ini
Berpuasa bukan untuk mulut dan hati
Namun berpuasa semata-mata hanya untuk Ilahi Rabbi
Marhaban Yaa ramadhan
Kami sambut kau dengan segenap harapan
Agar kami jalani hari demi harimu nanti
Dengan saling memperbaiki diri
Sebab hidup bukanlah hari ini
Yang ada disini tidaklah abadi
Sedang di sisimu nanti , itulah yang abadi
Segala lelah payah, segala sakit, segala duka dan derita, darah dan airmata
Dalam perjuangan ini akan Engkau ganti
Melalui Ramadhan suci...
Bawalah kami pada titik cahaya tertinggi yang mampu kami daki
Melalui Ramadhan suci...
Basuhlah segala iri, dengki, ghibah, amarah dan fitnah
Dusta, putus asa, malas , serakah , bimbang dan sedih....
Basuhlah dari diri kami segala yang menghalangi turunnya RahmatMU pada kami Ya Rabbi...
Melalui Ramadhan suci.....
Cucilah...cucilah dosa-dosa kami hingga bersih
Di bulan suci ini di hari yang penuh barokah ini
Semoga kami diberi kekuatan besar untuk tahan menjalani malam-malam tarawehMu
Wahai Ramadhan , mengisi nafas dengan tilawatil quran
Jadikanlah kami perindu-perindu malam Mu
Akan sampaikah kami padaMU wahai pemilik Ramadhan?
Akan kah kau terima segala upaya kami yang dhoif
Fakir dan sangat mengharapkan keampunan-MU
Yaa Rabbi.... ampunilah dosa-dosa kami
Ampunilah segala salah dan khilaf selama ini
Karena kelalaian yang kami lakukan....
Ya Rabbi pimpinlah kami di jalan-MU menjalani hari-hari mendatang
Agar kami kembali kepada-MU kelak dalam keadaan suci
Agar kami termasuk hamba-hamba Yang Engkau Rindukan
Walaupun hamba bukanlah termasuk hamba-hamba Pilihan-MU
Marhaban Ya Ramadhan...
Selamat datang Ramadhan
Kami sambut datangmu.... dengan semangat untuk menang!
Kami tunggu datangmu dengan saling berkasih sayang
Kami tunggu datangmu dengan segala suka cita
Kami tunggu datangmu dengan segenap Rindu dan Harapan
Marhaban Ya Syahru Ramadhan
Marhaban Ya Syahrul maghfirah...
Marhaban Ya syahrul Quran
Marhaban Ya Syahrul Ibadah...
Marhaban Ya Ramadhan.....
***
Assalamualaikum saudaraku semuanya
Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf
Atas segala salah dan khilaf selama ini,
Mungkin ada yang tidak berkenan dari saya , baik disengaja ataupun tanpa sengaja
Semoga kita bisa saling memaafkan, saling mengingatkan dengan berkasih sayang....
Semoga Rahmat Allah selalu meyertai kita semuanya
Semoga RedhoNya mengiringi langkah kita...
Semoga di bulan suci ini DIA berkenan membersihkan jiwa dan raga...untuk kembali suci...
Sebelum kelak kita menghadap – Nya.... Sebelum hari perjanjian itu datang....
Ampuni kami Ya Rabbi ampuni salah dan khilaf kami selama ini...Ampuni dosa-dosa kami...
Amin Ya Allah.... Amin Ya Rabbal alamin....
Saudaraku , saya ucapkan
Selamat menyambut Ramadhan...
Selamat menunaikan ibadah puasa....
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaarakatuh...
Selasa, 19 Juli 2011
GURU IDAMAN
Guru mempunyai beberapa peranan antara lain :
Guru Sebagai sumber belajar
Guru merupakan sumber belajar bagi siswa didiknya. Guru adalah sumber belajar yang paling utama.
Guru sebagai fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai semberbalajar yang harus dipelajari oleh seorang guru.
Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Ketrampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket
Guru sebagai pengelolah kelas
Manager memenit kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan.
Beberapa fungsi guru sebagai fasilitator
1.Merancang tujuan pembelajaran
2.mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran
3.Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward
4.Mengawasi segala sesuatu apakah bejalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
Guru sebagai demonstrator
Guru menjadi sosok yang idela bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya
Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai stauladan bagi siswanyadan contoh bagi peserta didik.
Guru sebagai evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalan rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kwalitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi.
Tingkat pemikiran ada beberapoa tingkatan antara lain :
1.Mengetahui
2.Mengerti
3.Mengaplikasikan
4.Analisis
5.Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
6.Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan.
Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi
1.Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, koqnitif dan psikomotorik
2.Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dengan pola evaluasi hasil dan evaluasi proses
3.Evalusi dilakuakn denga berbagai proses instrumen
4.Harus terbuka
refearal: http://www.sekolah-dasar.blogspot.com/2008/11/13-peranan-guru-sebagai-pendidik.html
13 peranan guru sebagai pendidik
1. Guru Sebagai Korektor, guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan man nilai yang buruk.Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari watak dan jiwa anak didik.
2. Guru Sebagai Inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik. Guru harus dapat memberi petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
3. Guru Sebagai Informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi, selain bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
4. Guru Sebagai Organisator, guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
5. Guru Sebagai Motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif.
6. Guru Sebagai Inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.
7. Guru Sebagai Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
8. Guru Sebagai Pembimbing, guru membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan mandiri.
9. Guru Sebagai Demonstrator, mempergakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tujuan pengajaran tercapai dengan efektif dan efisien.
10. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
11. Guru Sebagai Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik media material maupun nonmaterial.
12. Guru Sebagai Supervisor, guru dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
13. Guru Sebagai Evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyngkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak hanya menilai produk, tetapi juga menilai proses.
Guru Sebagai sumber belajar
Guru merupakan sumber belajar bagi siswa didiknya. Guru adalah sumber belajar yang paling utama.
Guru sebagai fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai semberbalajar yang harus dipelajari oleh seorang guru.
Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Ketrampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket
Guru sebagai pengelolah kelas
Manager memenit kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan.
Beberapa fungsi guru sebagai fasilitator
1.Merancang tujuan pembelajaran
2.mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran
3.Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward
4.Mengawasi segala sesuatu apakah bejalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
Guru sebagai demonstrator
Guru menjadi sosok yang idela bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya
Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai stauladan bagi siswanyadan contoh bagi peserta didik.
Guru sebagai evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalan rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kwalitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi.
Tingkat pemikiran ada beberapoa tingkatan antara lain :
1.Mengetahui
2.Mengerti
3.Mengaplikasikan
4.Analisis
5.Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
6.Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan.
Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi
1.Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, koqnitif dan psikomotorik
2.Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dengan pola evaluasi hasil dan evaluasi proses
3.Evalusi dilakuakn denga berbagai proses instrumen
4.Harus terbuka
refearal: http://www.sekolah-dasar.blogspot.com/2008/11/13-peranan-guru-sebagai-pendidik.html
13 peranan guru sebagai pendidik
1. Guru Sebagai Korektor, guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan man nilai yang buruk.Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari watak dan jiwa anak didik.
2. Guru Sebagai Inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik. Guru harus dapat memberi petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
3. Guru Sebagai Informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi, selain bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
4. Guru Sebagai Organisator, guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
5. Guru Sebagai Motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif.
6. Guru Sebagai Inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.
7. Guru Sebagai Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
8. Guru Sebagai Pembimbing, guru membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan mandiri.
9. Guru Sebagai Demonstrator, mempergakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tujuan pengajaran tercapai dengan efektif dan efisien.
10. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
11. Guru Sebagai Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik media material maupun nonmaterial.
12. Guru Sebagai Supervisor, guru dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
13. Guru Sebagai Evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyngkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak hanya menilai produk, tetapi juga menilai proses.
POSITIVE WITH RAMADHAN
MARHABAN Ya Ramadhan. Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan. Bulan yang seringkali kita jadikan momentum kembali mendalami religiusitas. Selama sebulan kita berpuasa. Selama sebulan kita menahan emosi, lapar dan haus di siang hari. Di malam hari kita memperbanyak ibadah-ibadah sunnah seperti tarawih, witir dan tadarus Al-Qur’an.
Sayangnya, banyak di antara manusia yang melakukan hal-hal tersebut, atas dasar kultural. Karena tradisi atau ikut-ikutan. Padahal yang menjadi fundamental ibadah puasa adalah aspek pendekatan diri kepada Allah, penyucian diri, dan membangun kesalehan social untuk dapat diimplementasikan juga di luar Bulan Ramadhan.
Dengan ibadah puasa, seorang yang beriman berusaha mengaktifkan kekuatan rohaninya, lalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah sedekat mungkin. Dengan kedekatan dan intensitas berkomunikasi dengan Allah, sebuah proses penetrasi dan internalisasi sifat dan nilai Illahiah dalam diri seseorang diharapkan akan terjadi.
Seharusnya tujuan dari puasa kita adalah gerak hati meraih kedekatan dengan Allah. Sebab dengan berpuasa kita bisa lebih membuka diri, mebersihkan, dan membuang jauh-jauh pikiran, perasaan, serta perilaku kotor sehingga cahaya dan energi Illahi untuk turun (nuzul) ke dalam diri kita. Inilah pula dasar fundamen untuk membangun kesalehan sosial, baik bersifat individual maupun komunal.
Selain aspek religiusitas yang lebih individual, puasa juga merupakan jalan menuju kesehatan baik secara mental, fisik maupun sosial. Berbagai kajian ilmiah menunjukkan, dampak puasa amat positif bagi kesehatan dan pembinaan mental. Diharapkan pula dari sini personal-personal yang demikian untuk kemudian membangun jaringan kesalehan sosial.
Kesalehan sosial yang juga bisa mengimplementasikan solidaritas, kejujuran, toleransi, maupun welas asih, mampu meredam konflik-konflik individual maupun komunal. Hidup menjadi demikian indah dan bermakna bila terhimpun individual-individual yang tingkat kesalehan sosialnya tidaklah payah.
Sungguh sangat tepat Ramadhan kita refleksi dalam kapasitas itu pula. Dan nyatalah kemudian bahwa kita berpuasa mengejawantahkannya bukan semata linear urusan vertikal transendental, juga horisontal sosial. Dalam ibadah puasa, ada tiga aspek yang fundamental, yaitu pendekatan diri kepada Allah, penyucian diri, dan membangun kesalehan sosial.
Bahwa apa yang selalu dipikirkan, dibayangkan, dan akan mempengaruhi dan menggerakkan perilaku seseorang, jika hati dan pikiran terikat dan tertuju kepada Allah Yang Mahakasih, maka kasih Allah akan merasuk ke dalam diri kita sehingga kita menjadi instrumen Allah sebagai penyebar kasih dan kebajikan.
Namun, untuk meraih prestasi ini mensyaratkan kita untuk membuka diri, mebersihkan, dan membuang jauh-jauh pikiran, perasaan, serta perilaku kotor karena cahaya dan energi Illahiah untuk turun (nuzul) ke dalam diri kita.
Dan sungguh, ketika menjalani puasa, seseorang merasakan betul kehadiran Allah di mana pun ia berada sehingga ia senantiasa berlaku jujur, senantiasa menyebarkan vibrasi kebaikan dan damai. Efek sosial-psikologi puasa mudah sekali kita amati dan rasakan terutama selama bulan Ramadhan. Salah satu hikmah puasa adalah untuk mendidik jiwa agar mencapai derajat takwa, pribadi yang mampu menahan diri dari berbagai godaan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Bagi sebagian orang, bulan suci Ramadhan merupakan bulan untuk meng-up grade dan revitalisasi diri sehingga hidup ini senantiasa dipandu kekuatan spiritual. Lewat puasa kita kembalikan dan perkokoh nurani untuk menjadi pemimpin kehidupan. Kita mesti bersikap positif karena yakin, bulan Ramadhan pasti mendatangkan berkat dan rahmat begi kita semua.
Pada saat berpuasa, kita secara tidak sengaja telah mengistirahatkan usus dan alat-alat pencernaan yang telah bekerja keras sepanjang tahun. Saat istirahat, tubuh punya kesempatan membersihkan usus dari sisa endapan makanan dan memperbaiki kerja pencernaan. Puasa juga menjadi kesempatan menurunkan berat badan bagi orang-orang gemuk. Sebab, selama puasa tubuh kita secara otomatis akan mencari sumber energi dalam tubuh. Tenaga akan diambil dari simpanan lemak dalam tubuh.
Namun, menyangkut aspek metafisik-spiritual, hal itu kita serahkan kepada Allah sepenuhnya karena seseorang tidak punya kewenangan dan kemampuan untuk mengukur keikhlasan dan ketakwaan seseorang. Tak ada yang tahu kualitas dan kedalaman puasa seseorang kecuali Allah. Dan ketika menjalani puasa, seseorang merasakan betul kehadiran Allah di mana pun ia berada sehingga ia senantiasa berlaku jujur, senantiasa menyebarkan vibrasi kebaikan dan damai.
Efek sosial-psikologi puasa mudah sekali kita amati dan rasakan terutama selama bulan Ramadhan. Tiba-tiba kita menemukan aura spiritual yang kental dalam keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat. Televisi serta radio pun berlomba menyajikan acara keagamaan semenarik mungkin. Mayoritas masyarakat Indonesia berubah menjadi santun, mampu menahan diri, jujur, dan tidak ingin menyakiti orang lain. Selama Ramadhan kita menemukan masyarakat yang beradab dan religius.
Hal seperti itulah yang diharapkan Allah lewat firman-firman Alqur’an. Dengan berpuasa kita kemudian menjadi manusia yang mampu menahan diri dari berbagai godaan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Sayangnya, sekali lagi, banyak manusia yang melakukan perubahan diri seperti itu hanya karena budaya. Tradisi yang telah lama ada adalah setiap bulan Ramadhan kita harus mampu menahan diri. Sehingga wajarlah jika semua ‘adab’ masyarakat Indonesia hanya bisa kita rasakan di selama satu bulan saja.
Kita mesti bersikap positif karena yakin, bulan Ramadhan pasti mendatangkan berkat dan rahmat begi kita semua. Bila kita sungguh-sungguh dalam berpuasa, tentu nilai-nilai yang menjadi faedah puasa bisa menjadi karakter bangsa, keberagaman kita akan dirasakan sebagai rahmat, untuk menghapuskan kesan bahwa agama itu sumber pertengkaran, keganasan, dan sekedar peleburan dosa. Selamat berpuasa Ramadhan. ***
DAFTAR PONPES MUADALAH
DAFTAR LEMBAGA PENDIDIKAN PADA PONDOK PESANTREN
YANG MEMENUHI SYARAT PERPANJANGAN PENYETARAAN (MU’ADALAH)
DENGAN TAMATAN MADRASAH ALIYAH.
NAMA PESANTREN ALAMAT DAN TELP.
1.Pesantren Lirboyo, Madrasah Aliyah Hidayatul Mubtadi’en
PO BOX 162 Kota Kediri 64101 Jawa Timur, Tlp. 0354-773608 Fax. 772171
2.Pesantren Sidogiri, Madrasah Aliyah Miftahul Ulum
Sidogiri Kabupaten Pasuruan Jawa Timur Tlp. 0343-420444 Fax. 0343-428751
3.Pesantren Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati
Desa Kajen – Margoyoso Pati Jawa Tengah
4.Pesantren Modern Gontor Ponorogo
Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Tlp. 0352-311711
5.Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep
Kode Pos 69465 Kabupaten Sumenep Jawa Timur Fax. 0328-821777
6.Pesantren Darul Rahman Jakarta
Jl. Senopati Dalam II No. 35 Kebayoran Baru DKI Jakarta Selatan Tlp. 021-5226928
7.Madrasah Aliyah Salafiyah Pondok Pesantren Termas
Jl. Patrem No. 5 Desa tremas Arjosari kabupaten Pacitan Jawa Timur Tlp. 0357-631001
8.Madrasah Aliyah Salafiyah PP Salafiyah Pasuruan
Jl. KH. Abdul Hamid VIII/14 Kota Pasuruan Jawa Timur Tlp. 0343-421474 Fax. 0343-411772
9.Madrasah Ulya PP Miftahul Mubtadiin
Jl. KH. Wahid Hasyim 126 Krempyang Tanhung Anom kabupaten Nganjuk Jawa Timur Tlp. 0358-773456
10.Dirasatul Mualimin al-Islamiyyah (DMI) PP al-Hamidy
Banyuanyar Palengaan Kabupaten Pamekasan Jawa Timur Tlp. 0324-332117
11.Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan
Jl. Ulujami Raya 86 Pasangrahan Jakarta Selatan DKI Tlp. 6221-7350187 Fax. 6221-73886529
12.Tarbiyatu Muta’alimin al-Islamiyyah (TMI) Pesantren Darul Muttaqien
Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat
13.Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) Pesantren Raudhatul Hasanah Medan
Jl. Jamin Ginting Payabundung Simpang Selayang Kota Medan Sumatera Utara Tlp. 061-8360135 Fax. 061-8362535
14.Pesantren Modern al-Mizan Lebak Banten
Jl. Jenderal Sudirman KM 3 Narimbang Rangkasbitung Lebak Banten 42315
15.Pesantren al-Basyariah
Kabupaten Bandung Jawa Barat
16.Pesantren Modern Al-Ikhlas Kuningan
Ciawi lor Kabupaten Kuningan Jawa Barat
17.TMI Pesantren Darunnajah Cipiring Bogor
Cipiring Jl. Argapura Cigudeg Jasinga PO BOX 1 Bogor Jabar 16690 (0251) 470044
18.KMI Pesantren Daar al-Qolam Gintung Jayanti Tanggerang
Gintung Kec. Jayanti Tanggerang Banten 021-5952236
19.KMI Pesantren Pabelan Muntilan Magelang
Pabelan, Mungkide Muntilan Magelang PO BOX 800 Muntilan Tlp. & Fax. 0293-782110-782040 Jateng
20.KMI Pesantren Baitul Arqom, Balung Jember
Komplek Pondok Putri Baitul Arqom Jl. Karang Duren No 32 Balung Jember Jatim 0336-621315
21.Pesantren madrasah Aliyah Pondok Pesantren/Dayah Darul Munawarah Pidie Aceh
Desa Kuta Krueng Bandar Due Ulee Gle Kab. Pidie NAD Tlp. 0644-510078 Fax. 0644-510085 Kode Pos 24188
22Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Hikamus Salafiyah (MHS) Cirebon
Jl. Gondang Manis Babakan Ciwaringin Cirebon 0231-3382447
23.Madrasah Aliyah Pondok Pesantren al-Anwar Sarang Rembang
Karangmangu Sarang Rembang Tlp. 0356-411321 Fax. 0356-411386 Jawa Tengah
24.Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darussalam Kediri
Sumbersari Kencong Kepung Kediri Jawa Timur
25.Madrasah Aliyah Pondok Pesantren al-Falah Ploso
Ploso Mojo PO BOX 121 Kediri Jawa Timur Kode Pos 62354
26.Madrasah Aliyah Pondok Pesantren as-Salafy al-Fitrah
Jl. Kedinding Lor 99 Surabaya Jawa Timur Tlp. 031-3722771 Fax. 031-376803
27.Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Qodim
Jl. KH. Wahid Hasyim PO BOX 03 Kalijajar Kulon Paiton Probolinggo Jawa Timur
Jakarta, 9 Desember 2010
DIREKTUR JENDERAL
TTD
Prof. Dr. H. Mohammad Ali, MA
NIP. 195306031979031002
KYAI SANTUN DAN MATANG
KH Maimun Zubair adalah gambaran sempurna dari pribadi yang santun dan matang. Semua itu bukanlah kebetulan, sebab sejak dini beliau hidup dalam tradisi pesantren diasuh langsung oleh ayah dan kakeknya sendiri. Beliau membuktikan bahwa ilmu tidak harus menyulap pemiliknya menjadi tinggi hati ataupun ekslusif dibanding yang lainnya.
Beliau lahir pada hari Kamis, 28 Oktober 1928. Beliau adalah putra pertama dari Kyai Zubair Dahlan. Seorang Kyai yang tersohor karena kesederhanaan dan sifatnya yang merakyat, salah seorang murid pilihan dari Syaikh Sa’id Al-Yamani serta Syaikh Hasan Al-Yamani Al- Makky, dua ulama yang kesohor pada saat itu. Ibundanya adalah putri dari Kyai Ahmad bin Syu’aib, ulama kharismatik yang teguh memegang pendirian. Kematangan ilmunya tidak ada satupun yang meragukan. Sebab sedari kecil beliau sudah dibesarkan dengan ilmu-ilmu agama. Sebelum menginjak remaja, beliau diasuh langsung oleh ayahandanya untuk menghafal dan memahami ilmu Shorof, Nahwu, Fiqih, Manthiq, Balaghah dan bermacam-macam ilmu Syara’ lainnya.
Pada usia sekitar 17 tahun, beliau sudah hafal diluar kepala kiab Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq serta Rohabiyyah fil Faroidl. Seiring pula dengan kepiawaiannya melahap kitab-kitab fiqh madzhab Asy-Syafi’I, semisal Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Fathul Wahhab dan lain sebagainya.
Pada tahun 1945 beliau memulai pengembaraannya ke Pondok Lirboyo Kediri, selama kurang lebih lima tahun, dibawah bimbingan KH. Abdul Karim (Mbah Manaf), KH. Mahrus Ali dan KH.Marzuqi. Menginjak usia 21 tahun, beliau meneruskan pengembaraanya ke Makkah AlMukarromah, selama kurang lebih 2 tahun berkutat dengan ilmu-ilmu agama didalam bimbingan Sayyid ‘Alawi bin Abbas Al-Maliki, Syaikh Al-Imam Hasan Al-Masysyath, Sayyid Amin Al-Quthbi, Syaikh Yasin bin Isa Al- Fadani dan masih banyak lagi.
Sekembalinya dari Tanah suci, beliau masih mengasah dan memperkaya pengetahuannya dengan belajar kepada ulama-ulama besar tanah Jawa saat itu. Seperti KH. Baidlowi lasem (mertua beliau), KH. Ma’shum lasem, KH. Ali Ma’shum Krapyak Jogjakarta, KH. Bisri Musthofa, Rembang, KH. Abdul Wahhab Hasbullah, KH. Mushlih Mranggen, KH. Abbas, Buntet Cirebon, Sayikh Ihsan, Jampes Kediri dan juga KH. Abul Fadhol, Senori.
Pada tahun 1965 beliau mengabdikan diri untuk berkhidmat pada ilmu-ilmu agama. Hal itu diiringi dengan berdirinya Pondok Pesantren yang berada disisi kediaman Beliau. Pesantren yang di isi ribuan santri putra dan putri yang sekarang dikenal dengan nama Al-Anwar. Satu dari sekian pesantren yang ada di Karangmangu Sarang Rembang. Kemudian sekitar tahun 2008 beliau kembali mengibarkan sayapnya dengan mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar 2 di Gondan Sarang Rembang, yang kemudian oleh beliau dipasrahkan pengasuhannya kepada putranya KH. Ubab Maimun
Mbah Moen, begitu orang biasa memanggilnya,. banyak dikenal dan mengenal erat tokoh-tokoh nasional, tapi itu tidak menjadikannya tercerabut dari basis tradisinya semula. Sementara walau sering kali menjadi peraduan bagi keluh kesah masyarakat, tapi semua itu tetap tidak menghalanginya untuk menyelami dunia luar, tepatnya yang tidak berhubungan dengan kebiasaan di pesantren sekalipun. Pada umur 25 tahun, beliau menikah dan selanjutnya menjadi kepala pasar Sarang selama 10 tahun. Beliau juga pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, beliau mulai berkonsentrasi mengurus pondoknya yang baru berdiri selama sekitar 7 atau 8 tahun. Tapi rupanya tenaga dan pikiran beliau masih dibutuhkan oleh negara sehingga beliau diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jateng selama tiga periode.
Dalam dunia politik beliau tergolong kiyai yang adem-ayem. Di saat NU sedang ramai mendirkan PKB (1998) mbah mun lebih memilih diam dan istiqomah di PPP, partai dengan gambar Ka’bah.
Keharuman nama dan kebesaran beliau sudah tidak bisa dibatasi lagi dengan peta geografis. Banyak sudah kiyai dan santri yang berhasil “jadi orang” karena ikut di-gulo wentah dalam pesantren beliau. Dan telah terbukti bahwa ilmu-ilmu yang beliau miliki tidak cuma membesarkan jiwa beliau secara pribadi, tapi juga membesarkan setiap santri yang bersungguh-sungguh mengecap tetesan ilmu dari Beliau.
Semoga kita tetap menjadi santri Beliau yang baik, mampu meneladani dan mengamalkan ilmu serta mengembangkan untuk menjadi manusia yang tetap bermanfaat, khoirunnas anfa’uhum linnas. miliki ilm yuntafa’u bih.
CONTOH PROTOKOL / MC
CONTOH PROTOKOL / PEMBAWA ACARA FORMAL
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Kepada yang Kami hormati
Bp.Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara
Ibu Kasi Pekapontren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara
Bp. Ibu Kasi Gara Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara
Bp. Ka. Polres Jepara
Bp. Ketua MUI Kabupaten Jepara
Hadhirin-Hadhirot Rokhimakumulloh.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji Syukur kita keHadirat Alloh SWT yang telah memberi Rahmat dan Karunian-Nya sehingga kita dapat berkumpul di Majlis ini.
Sholawat dan salam mari kita sanjungkan kepada Rosululloh Muhammad SAW yang kita jadikan Panutan dan Tuntunan hidup serta kita nantikan Syafa’at UdzmahNya di Hari Kiamat.
PEMBACAAN AGENDA
Sebelum acara dimulai, perkenankanlah saya untuk membacakan urutan acara pada acara pembinaan mental ini:
Pertama PEMBUKAAN
Kedua pembacaan kalam Ilahi
Ketiga Sambutan dari Kasi Pekapontren
Keempat Pengarahan Ka. Kankemenag Kab. Jepara
Kelima Doa
Selanjutnya yaitu Pembinaan Mental
a. Narasumber 1 : Ka. Polres Jepara
b. Narasumber 2 : Ketua MUI Kab. Jepara
Dan yang terakhir Penutup
MEMBUKA ACARA
Hadhirin Hadhirot yang Kami hormati, mari acara pada pagi ini kita buka dengan bacaan BASMALLAH/UMMUL KITAB : AL-FATIKHAH
MEMPERSILAHKAN SAMBUTAN / MENGISI PENGAJIAN [ucapan terima kasih]
Bapak Ibu Hadhirin yang Kami Hormati, acara selanjutnya yaitu pembacaan kalam Ilahi
Kepada Bapak K. Surani kami persilahkan.
Kami ucapkan terima kasih kepada beliau.
Bapak Ibu Hadhirin yang Kami Hormati, acara selanjutnya yaitu Sambutan dari Kasi Pekapontren
Kepada Ibu Dra. Hj. Hastuti Harijati kami persilahkan.
Kami ucapkan terima kasih kepada beliau.
Bapak Ibu Hadhirin yang Kami Hormati, acara selanjutnya yaitu Pengarahan Ka. Kankemenag Kab. Jepara
Kepada Bapak Drs. H. Sholikhin, MM kami persilahkan sekaligus MEMBUKA ACARA PEMBINAAN MENTAL.
Kami ucapkan terima kasih kepada beliau.
Bapak Ibu Hadhirin yang Kami Hormati, acara selanjutnya yaitu doa
Kepada Bapak KH. Masduki Ridhwan
Demikianlah acara Pembukaan Pembinaan Mental, marilah acara pada pagi hari ini kita tutup dengan membaca TAHMID bersama-sama ….
Pembinaan Mental yang akan dimoderatori Bapak H. Suirsono, S.Pd.I.
a. Narasumber 1 : Ka. Polres Jepara
b. Narasumber 2 : Ketua MUI Kab. Jepara
Bapak Ibu Hadhirin, demikianlah pembinaan mental pada siang hari ini. Semoga kita dapat memperoleh hikmah dan dapat melaksanakan apa yang sudah disampaikan.
PENUTUP
Sebelum acara saya tutup, perkenankanlah kami disini mengucapkan terimakasih atas kehadiran bapak-Ibu dalam acara pembinaan mental ini. Dan apabila saya dalam membawakan acara terdapat kesalahan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. .
Marilah acara pada siang hari ini kita tutup dengan membaca TAHMID bersama-sama ….
Wassalaamu’Alaikum Wr-Wb.
Senin, 18 Juli 2011
HARI AKHLAK
Nabi Muhammad saw diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Di sini saya tulis sebagian akhlak yang telah diajarkan Nabi dan salafus sholihin, sebagai harapan kita dapat mengamalkan dengan baik dan benar.
Tulisan ini didasari dari berbagai sumber kitab-kitab salaf dan berbagai tulisan tentang akhlak. Semoga bermanfaat.
Adab terhadap orang tua
1.kewajiban anak kepada orang tua
a.mendengarkan nasehat orang tua
b.mematuhi perintah orang tua
c.melaksanakan perintah orang tua
d.terbiasa mencintai orang tua
2.membiasakan bersalaman dengan mencium tangan orang tua setiap akan berangkat dari rumah
3.membiasakan mengucapkan salam kepada orang tua
a.mengucapkan dan menjawab salam kepada orang tua
b.mengucapkan salam ketika berangkat sekolah
c.mengucapkan dan menjawab salam ketika masuk rumah
d.musafakhah ( salaman ) kepada orang tua ketika akan pergi
4.membiasakan berdo'a terhadap orang tua
5.mengetahui kewajiban anak kepada orang tua selama masih hidup
6.mengetahui kewajiban anak kepada orang tua ketika sudah meninggal
7.melaksanakan kewajiban anak kepada orang tua selama masih hidup ataupun sesudah wafat
8.mengetahui dan menerapkan cinta kasih kepada orang tua
9.membiasakan berperilaku menyenangkan hati kepada kedua orang tua
10.tidak memanggil orang tua dengan namanya langsung
11.tidak melihat orang tua dengan mata melotot di hadapannya
12.mau mendo'akan orang tua setiap hari atau habis shalat
13.membiasakan diri selalu patuh kepada kedua orang tua dalam kehidupan
14.sadar akan beratnya orang tua dalam mendidik
15.mengetahui apa yang dilakukan orang tua terhadap anaknya
16.dapat meniru kelak menjadi orang dewasa atau orang tua
17.sabar dalam menjalankan kewajibannya terhadap orang tuanya
Adab terhadap guru
a.membiasakan menghormati dan mentaati kepada guru
1.mendengarkan nasehat guru
2.melaksanakan nasehat guru
3.mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
4.membiasakan diri bersikap sopan kepada guru
b.membiasakan mengucapkan salam kepada guru
1.mengucapkan dan menjawab salam dengan benar
2.membiasakan musafakhah ( salaman ) / ﻣﺴﻓﺧﮫ dengan guru
c.membiasakan memuliakan guru
d.mau mencari ridhanya guru
e.tidak memanggil guru dengan namanya
f.suka mendo’akan gurunya
Adab terhadap teman
a.kewajiban terhadap teman
1.membiasakan tolong menolong sesama teman
2.membiasakan rukun terhadap teman
3.memaafkan kesalahan teman
b.membiasakan mengucapkan salam kepada teman
c.menghormati teman yang lebih besar
d.menyayangi teman yang lebih kecil
Mengenal dan memahami do'a-doa
1.mengetahui dan membiasakan berdo'a sebelum dan sesudah makan
2.mengetahui dan membiasakan berdo'a sebelum dan sesudah bangun tidur
3.mengetahui dan membiasakan berdo'a sebelum dan sesudah belajar
Adab memanfaatkan waktu
1.mengetahui dan memanfaatkan waktu dengan baik
a.waktu shalat
b.waktu mengaji
c.waktu belajar
2.memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
Adab belajar, meliputi :
1.persiapan-persiapan sebelum berangkat ke sekolah
2.membiasakan meminta izin (pamit) kepada orang tua sebelum berangkat sekolah
3.kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan setelah pulang sekolah
4.perilaku yang harus dilakukan selama mengikuti pelajaran disekolah
Adab di rumah ( terhadap saudara )
1.kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan di rumah
a.memilki sifat-sifat hidup rukun
b.membiasakan hidup rukun dengan saudara-saudaranya
c.membiasakan diri menghindari sikap sombong
d.membiasakan diri berperilaku ramah
2.mau mengingatkan kesalahan saudara
3.gemar memaafkan kesalahan saudaranya
4.tidak meremehkan saudaranya.
5.dapat menyebutkan nama-nama saudarannya
Adab terhadap diri sendiri
1.mengenal dan mengetahui adab terhadap diri sendiri
a.menjalankan kewajiban-kewajiban terhadap diri sendiri
2.membiasakan waspada dalam kehiduapan sehari-hari
3.menghindari sifat sombong
4.meneladani nilai-nilai perjuangan pahlawan, ulama dan guru
5.membiasakan diri menghindari perilaku-perilaku yang buruk
Adab di majelis ta'lim
1.membiasakan bersikap tenang selama berada di majelis ta'lim
2.terbiasa berdoa sebelum memulai belajar
3.membiasakan diri memperhatikan pelajaran selama berada di majelis ta'lim
Adab terhadap ilmu
1.mengenal dan mengetahui adab terhadap ilmu
2.mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam mencari ilmu
3.membiasakan diri bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu
4.mengetahui dasar-dasar ilmu-ilmu agama
5.mau mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya
Akhlak kepada Allah
1.mengenal, mengetahui dan memahami akhlak kepada Allah
2.dapat taat dan tunduk pada perintah Allah
3.bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah
4.mau menjalankan shalat 5 waktu
5.dapat menjaga diri dari sifat somboig
6.menerapkan sifat takut atas siksaan Allah
7.selalu mengingat Allah
Akhlak kepada Malaikat
1.mengenal, mengetahui dan memahami akhlak kepada Malaikat
2.mampu menyebutkan sifat-sifat beserta tugas-tugas para malaikat
3.mau mengambil pelajaran dari sifat para Malaikat
Akhlak kepada RasuluIIah utamanya Nabi Muhammad SAW
1.mengenal, mengetahui dan memahami akhlak kepada RasuluIIah
2.dapat menyebutkan sifat-sifat Rasulullah
3.mau mengambil pelajaran dari sifat para Rasulullah
4.gemar membaca sholawat kepada Nabi
5.meniru akhlaq yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW (yaitu : Qana'ah, syaja'ah, haya') dan lain-lainnya
6.selalu membiasakan untuk berakhlak seperti akhlaqnya Nabi SAW
7.dapat memperlakukan pembantu (buruh) seperti Nabi
8.dapat berakhlaq kepada siapa saja baik anak kecil atau besar
9.meniru Nabi selalu memperhatikan tetangganya yang membutuhkan
10.selalu menepati janji, jika berjanji
11.selalu membiasakan disiplm waktu dan kebersihan
Akhlak kepada Kitabullah
1.mengenal, mengetahui dan memahami akhlak kepada kitabullah
2.dapat menyebutkan sifat-sifat kitabullah
3.mau mengambil pelajaran dari sifat para kitabullah
Akhlak terhadap hari akhir
1.memahami dan meyakini akhlak terhadap hari akhir
2.dapat menyebutkan tanda-tanda hari akhir
3.mau meyakini akan datangnya hari akhir
Akhlaq terhadap kerabat
1.memahami Akhlak terhadap kerabat dan menjaga silaturrahmi
2.terbiasa hidup rukun dengan kerabat
3.menolong kerabatnya
4.mau mengingatkan kesalahan kerabatnya
5.gemar memaafkan kesalahan kerabatnya
6.gemar melakukan silaturrahmi
7.man memberi salam atau mengucapkan salam dan menyapa jika bertemu saudara
Akhlaq terhadap pembantu
1.dapat berkomunikasi terhadap pembantu dengan baik
2.mau menolong pembantu
3.selalu menjaga hidup rukun dengan pembantu
4.mau memaafkan kesalahan pembantu
5.dapat menghindari sikap kasar terhadap pembantu
Akhlak terhadap tetangga
1.memahami pentingnya hidup bertetangga
2.mau membantu tetangga
3.selalu menjaga hidup rukun dengan tetangga
4.dapat berkomunikasi dengan baik dengan tetangga
5.mau memaafkan kesalahan tetangga
6.dapat menghindari sikap kasar terhadap tetangga
7.gemar melakukan silaturrahmi terhadap tetangga
8.tidak mengganggu waktu istirahat tetangga
9.tidak bertamu pada tengah malam
KENALI, giving LOVE
Kitab-kitab bagi Penuntut Ilmu.
Kitab Aqidah
1.Kitab Tsalaatsatul Ushuul (Tiga landasan Utama).
2.Kitab Al Qowaiaidul Arba' (Empat kaidah).
3.Kitab Kasyfusy Syubuhat (membongkar syubhat).
4.Kitab At Tauhid.
Semuanya adalah tulisan dari Imam Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
1.Kitab Al Aqiidah Al Washithiyyah, yang mencakup tauhid Asma' Wa Shifat. Inilah kitab terbaik dan
kitab ini amat penting untuk dibaca dan dipelajari (berulang-ulang).
2.Kitab Al Hamawiyah.
3.Kitab Tadmuriyyah. Pembahasan didalam kedua kitab ini lebih luas dibanding Al Aqidah Al Washitiyah.
Ketiga kitab ini ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.
1.Kitab Al Aqiidah Ath Thahaawiyyah, karya Syaikh Abu Ja'far Ahmad bin Muhammad Ath Thahawi rahimahullah.
2.Kitab Syarh Al Aqiidah Ath Thahawiyah karya Abul Hasan 'Ali bin Abil 'Izz rahimahullah.
3.Kitab Ad Durarus Saniyyah fi Ajwaibah An Najdiyyah, karya Syaikh Abdurrahman bin Qosim rahimahullah.
4.Kitab Ad Durratul Madhiyyah fi 'Aqidatil Al Firqah Al Mardhiyyah, karya Muhammad bin Ahmad As Safarini Al Hambali. Tapi ada beberapa point yang menyimpang dari manhaj salaf dalam kitab ini. Oleh karena itu, perlu penjelasan dari seorang Syaikh yang memahami manhaj salaf dengan benar agar mampu menjelaskan point-point yang menyimpang.
Kitab Hadits
1.Kitab Fathul Baari Syarh Shahiih al Bukhori, karya Ibnu Hajar Al Atsqolani rahimahullah.
2.Kitab Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, karya Ash Shan'ani rahimahullah. Kitab ini memadukan antara kitab hadits dan fiqih.
3.Kitab Nailul Authar Syarh Muntaqaa Al Khbaar, karya Asy Syaukani rahimahullah.
4.Kitab 'Umdatul Ahkam karya Abdul Ghoni Al Maqdisi rahimahullah. Ini adalah kitab yang ringkas dan sebagian besar haditsnya terdapat dalam kitab shahihain (Shahih Al Bukhori dan Muslim) sehingga keshahihannya tidak perlu dibahas.
5.Kitab Arba'in An Nawawiyah, karya Abu Zakariya An Nawawi rahimahullah. Ini adalah kitab yang baik karena didalamnya terkandung adab dan manhaj yang baik serta kaidah-kaidah yang sangat bermanfaat.
6.Kitab Bulughul Maram, karya Al Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqolani rahimahullah. Ini adalah kitab yang bermanfaat terutama beliau menyebutkan perawi dan menerangkan pula orang yang menshahihkan dan mendhaifkan hadits dan memberi komentar terhadap hadits-hadits itu.
7.Kitab Nukhbatul Fikr karya Al Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqolani rahimahullah yang dianggap mencukupi. Bila seorang penuntut ilmu memahaminya secara sempurna maka hal ini akan membuatnya tidak memerlukan kitab lain dalam ilmu mustholah hadits. Ibnu Hajar -rahimahullah- memiliki metode yang baik dalam menyusunnya baik pokok dan terbagi (cabang). Maka seorang penuntut ilmu akan bersemangat jika membacanya karena dibangun berdasar pemikiran, dan saya (Syaikh Al Utsaimin -red) katakan : Amat baik bagi penuntut ilmu untuk menghafalnya karena merupakan ringkasan yang amat bermanfaat dalam ilmu musthalah.
8.Kitab yang enam (Kutubus Sittah) yaitu Shahih Al Bukhari, Shahih Muslim, Sunan An Nasai, Sunan Abi Daud, Sunan Ibnu Majah, Sunan At Tirmidzi. Saya nasihatkan agar penuntut ilmu banyak membaca kitab-kitab ini karena didalamnya terkandung dua faedah : Pertama, merujuk pada hal yang pokok. Kedua, mengulang-ulang nama-nama perawi dalam ingatannya. Jika engkau mengulang-ulang nama perawi, hampir tidak pernah dalam sanad manapun yang tidak bertemu dengan salah seorang rawi Al Bukhori -misalnya- maka akan lebih dikenal bahwa dia adalah rawi Al Bukhori, dan dia bisa mengambil faedah dalam ilmu hadits ini.
Kitab Fiqih
1.Kitab Aadabul Masyyi Ilaash Shalaah, karya Syaikhul Islam Muhamamd bin Abdul Wahab rahimahullah.
2.Kitab Zaadul Mustaqni' fii Ikhtishaaril Muqni", karya Al Hijawi rahimahullah dan ini adalah sebaik-baik matan dalam ilmu fiqih dan merupakan kitab yang ringkas dan padat. Guru kami telah mengisyaratkan kepada kami untuk menghafalnya, padahal beliau telah menghafal matan Daliiluth Thaalib.
3.Kitab Umdatul Fiqh, karya Imam Ibnu Qodamah rahimahullah.
4.Kitab Faraaidh.
5.Kitab matan Ar Rahabiyyah, karya Ar Rahabi.
6.Kitab matan Al Burhaniyyah, karya Muhammad Al Burhany rahimahullah. Ini adalah kitab yang ringkas, bermanfaat dan mencakup masalah faraaidh. Saya melihat bahwa Al Burhaniyyah lebih baik daripada Ar Rahabiyyah, karena kitab Al Burhaniyyah lebih lengkap.
Kitab Tafsir
1.Kitab Tafsiir Al Quran Al Azhiim, karya Ibnu Katsir rahimahullah. Ini adalah kitab yang bagus dalam masalah tafsir dengan atsar (riwayat), bermanfaat dan aman, namun kandungan Irob dan balaghohnya sedikit.
2.Kitab Taiisirul Kariimir rahmaan fii Tafsiir Kalaamil Mannan, karya Syaikh Abdurrahman As Sa'di rahimahullah. Ini adalah kitab yang bagus, mudah difahami dan aman. Saya nasehatkan untuk dibaca.
3.Kitab Muqoddimah Syaikhul Islam fii Tafsiir, dan ini adalah muqoddimah yang penting dan bagus dalam ilmu tafsir.
4.Kitab Adhwaaul Bayaan, karya Al Allamah Muhammad Asy Syinqithi rahimahullah. Ini adalah kitab yang memadukan antara hadits, fiqih, tafsir dan ushul fiqh.
Kitab Umum dan Beberapa Disiplin Ilmu
1.Dalam ilmu nahwu, Kitab Matan Al Aajurumiyyah, ini adalah kitab nahwu yang ringkas dan padat.
2.Dalam ilmu nahwu, Kitab Alfiyah Ibni Malik, ini adalah kitab ringkasan dari ilmu nahwu.
3.Dalam masalah Siroh (perjalanan hidup/sejarah) kitab terbaik yang saya lihat adalah Zaadul Ma'aad karya Ibnu Qoyyim Al Jauziyah rahimahullah. Kitab ini sangat bermanfaat yang menerangkan sejarah Rosululloh sholallahu alaihi wassalam dalam segala aspek kehidupan, kemudian diterangkan aspek hukumnya.
4.Kitab Raudhatul Uqalaa', karya Imam Ibnu Hibban Al Busti rahimahullah. Meskipun ringkas, kitab ini adalah kitab yang amat berfaedah dan banyak menghimpun pelajaran dari kisah-kisah ulama', Ahli hadits dan yang lainnya.
5.Kitab Siyar 'Alammin Nubalaa', karya Imam Azd Dzahabi rahimahullah. Kitab ini memiliki faedah yang amat banyak dan banyak mengandung pelajaran yang harus dibaca dan dipelajari oleh para penuntut Ilmu.
-o0o-
Sumber : Panduan Lengkap Menuntut Ilmu (judul asli : Kitab Al Ilmu)
Penerbit Pustaka Ibnu Katsir 2006
Langganan:
Postingan (Atom)