Pengalaman merupakan guru terindah dalam kehidupan. Semua punya nilai pelajaran untuk diaplikasikan. Harapan, kita tetap dapati kemudahan dan kebaikan. Amin.
Salamku,
Selasa, 25 September 2018
OPTIMALKAN PENDIDIKAN KELUARGA SUMBER PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK BANGSA
Kelahiran dan kehadiran anak dalam keluarga secara alamiah memberikan adanya tanggungjawab dari pihak orang tua. Pangkal ketentraman dan kedamaian hidup adalah terletak dalam keluarga. Keluarga bukan hanya sekedar persekutuan hidup terkecil saja, tetapi lebih dari itu sebagai lembaga hidup manusia yang dapat memberikan kemungkinan celaka dan bahagianya anggota keluarga. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orang tua dan orang orang terdekat. Setiap keluarga memiliki sejarah perjuangan, nilai-nilai dan kebiasaan turun-temurun yang secara tidak sadar akan membentuk karakter anak.
Pengaruh keluarga sangat besar terhadap pembentukan karakter anak. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, soleh, serta tercukupi kebutuhannya. Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak, karena pertamakalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan didik oleh orang tua.
Pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya. Keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari menjadi wahana pendidikan karakter bagi anak. Karakter seseorang terbentuk sejak dini. Dalam hal ini peran keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan moral dan karakter dalam keluarga mulai luntur. Arus globalisasi menyerang dari segala aspek kehidupan bermasyarakat, tidak hanya masyarakat kota, tetapi juga masyarakat pedesaan. Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa peran keluarga sangat besar sebagai penentu terbentuknya karakter manusia-manusia yang dilahirkan. Secara sepintas tanggungjawab pendidikan keluarga berada di tangan ayah. Akan tetapi jika dianalisa lebih jauh, ternyata seorang ibu pun memiliki tugas yang sama. Ayah dan ibu merupakan dwi tunggal yang bersama-sama menjalankan tugas pendidikan dalam keluarga yang harus ada kerjasama dan saling pengertian sebaik-baiknya agar tidak timbul kontradiksi dalam menunaikan tugas tersebut, baik yang bersifat psikologis maupun paedagogis.
Secara kodrati (alamiah) kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga memberikan adanya tanggung jawab dari kedua orang tua. Tanggung jawab ini didasarkan atas motivasi cinta kasih yang pada hakikatnya juga dijiwai oleh tanggung jawab moral. Secara sadar orang tua mengembang kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri secara fisik, sosial, ekonomi, maupun moral. Orang tua juga mendidik, membimbing, dan mengarahkan kepada sikap dan tingkah laku yang mulia.
Sebagai sistem sosial terkecil, keluarga memiliki pengaruh luar biasa dalam pembentukan karakter suatu individu. Keluarga menjalankan perannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Selain keluarga juga merupakan tempat yang nyaman bagi anak dalam bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat hingga perilaku yang menyimpang. Pada saat sekarang ini, pengaruh keluarga mulai melemah karena terjadi perubahan sosial, politik, dan budaya. Keadaan ini memiliki andil yang besar terhadap terbebasnya anak dari kekuasaan orang tua. Keluarga telah kehilangan fungsinya dalam pendidikan. Keluarga merupakan wahana awal pembentukan moral serta karakter seseorang. Berhasil atau tidaknya anak dalam menjalani hidup, tergantung pada berhasil atau tidaknya peran keluarga dalam menanamkan moral kehidupan. Keluarga merupakan wadah mencurahkan segala inspirasi, keluh kesah dan jalinan cinta kasih yang tak pernah terputus.
Pengaruh keluarga dalam pendidikan karakter sangatlah besar. Dalam sebuah keluarga, seorang anak diasuh, diajarkan berbagai hal diberi pendidikan mengenal budi pekerti serta budaya. Setiap orang tua tentunya ingin anaknya tumbuh dan berkambang menjadi manusia yang cerdas dan memiliki budi pekerti yang mulia. Keluarga mempunyai pengaruh dalam pembentukan budi pekerti luhur anak. Salah satu anak yang mempunyai budi pekerti luhur adalah selalu menunjukkan sikap sopan dan hormat kepada orang tua. Mereka juga bersikap jujur. Dengan adanya perkembangan jaman, terjadi pergeseran nilai kebudayaan pada masyarakat. Siaran televisi dan media sosial lainnya merupakan salah satu faktor penyebab lunturnya nilai-nilai tersebut. Sekarang anak-anak maupun orang tua disibukkan dengan handphone, sehingga perhatian masing-masing menjadi berkurang. Ditambah lagi dengan intensitas pertemuan antara anak dengan orang tua semakin sedikit. Oleh karena itu orang tua harus mampu membagi waktunya dengan baik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting dan sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan intelektualitas generasi muda sebagai penerus bangsa. Keluarga mempunyai peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting dan merupakan pilar pokok perkembangan karakter anak. Manusia Indonesia yang berkulaitas akan lahir dari generasi yang berkualitas. Sebagai lembaga terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai dari keluarga, seorang anak belajar bersosialisasi, memahami, menghayati, dan merasakan segala aspek kehidupan yang tercermin dalam kebudayaan. Keluarga sebagai sistem sosial yang terkecil memiliki pengaruh yang luar biasa dalam pembentukan karakter. Karakter anak dapat dibentuk melalui sistem transformasi perilaku orang tua dalam keluarga, bentuk hubungan sosial dengan teman sebaya atau orang lain. Namun yang paling penting dalam pembentukan karakter anak yang pertama dan yang paling utama adalah pendidikan orang tua karena tumbuh dan kembangnya anak pertama kali adalah dalam lingkungan keluarga. Peran orang tua dalam keluarga sangat penting terhadap pendidikan anak dalam menghadapi dunia untuk masa depan.
Langganan:
Postingan (Atom)